Liputan6.com, Chicago - Harga minyak merosot ke level terendah dalam satu minggu di tengah tanda-tanda gangguan pasokan Iran kemungkinan tidak separah yang diperkirakan.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (9/10/2018), harga minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman November ditutup di level USD 74,29 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 28 September.
Harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Desember turun USD 24 sen menjadi USD 83,91 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.
Baca Juga Advertisement
Pejabat pemerintah AS sedang melakukan pembicaraan dengan negara-negara yang mencari pengecualian dari sanksi AS yang akan melarang pembelian minyak mentah dari Iran dalam beberapa minggu ke depan. Arab Saudi dan produsen minyak lainnya sudah meningkatkan produksi untuk mengurangi setiap penurunan ekspor Iran.
Harga minyak terus menguat sejak awal September di tengah kekhawatiran bahwa OPEC dan produsen utama lainnya tidak akan meningkatkan produksi yang cukup untuk menutupi pasokan minyak Iran.
Sementara itu, Badai Michael siap untuk menyerang Florida Panhandle dan diperkirakan akan menjadi badai kedua yang melanda AS dalam sebulan. Produsen minyak dan gas alam lepas pantai telah mulai menutup instalasi di Teluk Meksiko.
Mengikuti tekanan Presiden AS Donald Trump untuk menjinakkan harga minyak yang melambung, Pangeran Arab Saudi, Mohammed Bin Salman mengatakan eksportir minyak utama dunia itu telah memompa produksi hingga mendekati rekor. Produksi Saudi sekarang sekitar 10,7 juta barel per hari, naik sekitar 1,3 juta barel per hari.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.