Penjelasan Ilmiah di Balik Malas Olahraga

Ternyata ada penjelasan ilmiah mengapa seseorang lebih malas untuk olahraga.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 10 Okt 2018, 08:00 WIB
Apakah Olahraga Tai Chi Hanya Cocok Dilakukan oleh Orang Tua? (Ilustrasi iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Olahraga merupakan salah satu cara untuk kita agar memiliki pola hidup sehat. Menurut American Heart Association, seseorang paling tidak hanya butuh 120 menit olahraga ringan setiap minggu.

Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak bisa mencapai angka tersebut. Hal ini karena rasa malas untuk olahraga yang sering muncul saat kita ingin melakukannya.

Namun ternyata, rasa malas olahraga tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah.

Melansir Reader's Digest, Selasa (9/10/2018), sebuah studi mengenai hal ini dipublikasikan di jurnal Neuropsychologia. Peneliti pascadoktoral University of British Columbia, Matthieu Boisgontier meminta 29 peserta untuk melihat gambar aktivitas fisik dan non-fisik, ketika mereka memakai elektroda yang memperlihatkan aktivitas otak.

Dalam penelitian tersebut, para peserta melakukan eksperimen memindahkan avatar di layar dari gambar aktivitas fisik ke non-fisik dengan cepat, serta sebaliknya.

Boisgoniter dan rekan-rekannya menemukan, partisipan bergerak lebih cepat ke arah gambar aktivitas fisik dibandingkan dengan gambar yang kegiatan yang tidak aktif.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.


Alasan Otak Lebih

Ilustrasi lari (iStockphoto)

Otak mereka juga lebih banyak digunakan saat memindahkan avatar di layar dari gambar yang tidak aktif ke yang lebih aktif. Ini memperlihatkan bahwa otak bekerja lebih keras untuk menjauh dari gambar sedentary.

Dalam penelitian itu, alasan otak menjadi lebih "malas" adalah karena adanya naluri bertahan hidup.

"Menyimpan energi fisik kita sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena kemungkinan kita lebih efisien dalam mencari makanan dan tempat tinggal, bersaing untuk pasangan seksual, dan menghindari pemangsa," ujar Boisgontier pada Medical News Today.

"Hasil ini menunjukkan bahwa otak kita secara bawaan tertarik pada perilaku menetap," dia menambahkan.

Ini ternyata tidak sesederhana memotivasi otak Anda agar berolahraga. Dalam sebuah makalah di Current Sports Medicine Reports, Daniel E Lieberman menjelaskan, adalah alamiah bahwa seseorang cenderung malas.

Jadi, sekadar motivasi untuk berolahraga tidak akan berhasil. Anda membutuhkan lebih dari itu. Salah satunya adalah membuat latihan terasa seperti bermain.

Simak juga video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya