Turki Desak Arab Saudi Berikan Bukti Tak Terlibat Pembunuhan Jurnalis The Post

Pemerintah Turki mendesak Arab Saudi memberikan bukti tentang bantahan terhadap pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 09 Okt 2018, 11:02 WIB
Jurnalis Arab Saudi yang merupakan kontributor harian The Washington Post, Jamal Khashoggi (59). Ia dilaporkan menghilang saat memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menantang Arab Saudi untuk memberikan bukti bahwa seorang wartawan yang hilang, telah meninggalkan konsulatnya di Istanbul.

Jurnalis asal Saudi, Jamal Khashoggi, terakhir terlihat mengunjungi konsulat negaranya di Istanbul pada Minggu dan kabarnya tidak diketahui lagi setelahnya.

Dikutip dari BBC pada Selasa (9/10/2018), kabar menghilangnya Jamal Khashoggi langsung menarik perhatian dunia, termasuk keprihatinan yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin.

Turki meminta pemeriksaan terhadap konsulat Arab Saudi di Istanbul, setelah menduga bahwa Khashoggi kemungkinan diculik atau dibunuh di dalam temboknya, kata laporan media.

Arab Saudi membantah klaim tersebut.

"Para pejabat Konsulat tidak dapat menyelamatkan diri dengan mengatakan bahwa dia meninggalkan gedung itu," kata Erdogan pada konferensi pers, Senin, 8 Oktober.

"Jika dia pergi, Anda harus membuktikannya dengan rekaman (CCTV)", lanjut Erdogan menegaskan.

Pada hari Minggu, para pejabat Turki mengatakan para penyidik ​​memiliki "bukti nyata" tentang dugaan pembunuhan Jamal Khashoggi. Menurut mereka, sang jurnalis dihabisi nyawanya oleh sekitar 15 orang orang Saudi, yang baru datang ke Istanbul pada pekan lalu.

Tidak ada bukti yang disajikan. Putera Mahkota Mohammed bin Salman sebelumnya mengatakan para pejabat dipersilakan melakukan pencarian karena tidak ada yang disembunyikan.

Sementara itu, Jamal Khashoggi diketahui sempat menetap lama di AS, di mana ia bekerja sebagai kontributor bagi rubrik opini di harian Washington Post. Surat kabar itu mengatakan Negeri Paman Sam menuntut jawaban dari Arab Saudi.

Presiden Trump kemudian mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih, "Saya khawatir tentang hal itu. Saya tidak suka mendengar tentang hal itu (hilangnya Khashogi)."

"Mudah-mudahan itu akan segera selesai. Sekarang tidak ada yang tahu tentang itu."

Jamal Khashoggi adalah kritikus pada profil tinggi putra mahkota Arab Saudi, yang memiliki lebih dari 1,6 juta pengikut di Twitter.

Jamal Khashoggi juga diketahui pernah menjabat sebagai editor koran al-Watan dan saluran berita Saudi TV, yang membuatnya dekat dengan keluarga kerajaan Arab Saudi. Bahkan, dia pernah menjabat sebagai penasihat bagi para pejabat senior Saudi.

Setelah beberapa temannya ditangkap, kolomnya dibatalkan oleh surat kabar al-Hayat dan dia diduga diperingatkan untuk berhenti men-twit kritik terhadap Riyadh.

Setelah kecaman itu, Khashoggi meninggalkan Arab Saudi menuju AS. Di sana, ia menulis potongan opini untuk Washington Post dan terus muncul di saluran TV Arab dan Barat.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Tidak Ada Bukti Keluar dari Gedung

Ilustrasi Bendera Arab Saudi (iStockphoto via Google Images)

Jamal Khashoggi diketahui pergi ke konsulat pada Selasa, 2 Oktober 2018, untuk mendapatkan dokumen yang menyatakan bahwa dia telah menceraikan mantan istrinya, sehingga dia bisa menikahi tunangannya, Hatice Cengiz.

Saksi mata--yang tidak ingin disebut namanya--mengatakan Khashoggi telah diminta untuk menyerahkan ponsel, yang merupakan praktik standar dalam beberapa misi diplomatik.

Namun, sebelum benar-benar masuk ke gedung konsulat, Jamal Khashoggi menyampaikam pesan kepada penasihat hukumnya, untuk mengabarkan ke Presiden Erdogan jika ia tidak kembali.

Para pejabat Turki mengatakan, Khashoggi terbunuh di tempat itu dan jasadnya kemudian dipindahkan.

Kepala Asosiasi Media Turki-Arab, Turan Kislakci, mengatakan kepada New York Times bahwa petugas polisi Turki yang memberikan keamanan bagi konsulat telah memeriksa kamera CCTV, dan tidak melihat jurnalis itu pergi meninggalkan gedung.

Namun, dia menambahkan bahwa mobil diplomatik telah terlihat bergerak masuk dan keluar.

Presiden Erdogan lebih berhati-hati, mengatakan pada hari Minggu dia tetap "positif" dan akan menunggu hasil penyelidikan.

Di lain pihak, Arab Saudi mengatakan tuduhan yang disampaikan Turki tidak berdasar dan pihaknya mempersilakan media untuk mengecek langsung ke gedung konsulat terkait.

Pada hari Rabu, Pangeran MBS mengatakan kepada Bloomberg News bahwa pemerintahannya "sangat ingin tahu apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi", dan bahwa jurnalis senior Timur Tengah itu telah pergi "setelah beberapa menit atau satu jam".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya