Liputan6.com, Adelaide - Sejumlah komunitas Indonesia di Australia telah menggelar sejumlah acara akhir pekan lalu pada 6-7 Oktober 2018, yang juga menjadi ajang menggalang dana bagi para korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Acara yang digelar di sejumlah negara bagian cukup beragam, mulai dari konser hingga festival dimana kotak-kotak donasi distribusikan kepada para pengunjung.
Seperti komunitas warga Indonesia di Adelaide yang menggelar konser khusus penggalangan dana bagi korban gempa di Lombok dan Palu.
Hasil penjualan tiket dan makanan dari konser yang digelar di Nexus Arts Building, hari Sabtu 6 Oktober 2018 telah disumbangkan kepada korban di Sulawesi Tengah.
Baca Juga
Advertisement
"Kita menggalang dana sebesar 9.106,98 dolar Australia (berkisar Rp 98 juta), 5 dolar Singapura (lebih dari Rp 54 ribu), dan Rp 350 ribu," tulis Barry Luqman, salah satu warga Indonesia di Adelaide, seperti dikutip dari ABC Indonesia (10/10/2018).
Di Perth, meski acara festival Indonesia terbesar di Australia Barat tidak dikhususkan untuk menggalang dana, namun pengunjungnya juga telah memberikan sumbangan uang lewat kotak-kotak yang disediakan panitia acara.
Acara 'Kreasi Indonesia' digelar di Forrest Place, jantung kota Perth untuk mempromosikan budaya, kuliner, serta obyek pariwisata Indonesia.
"Kreasi Indonesia bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata Bali dan 10 destinasi baru," tulis KJRI Perth dalam sebuah pernyataan.
"Acara berlangsung selama 8 jam non-stop dengan dimeriahkan oleh 300 pendukung acara."
Sementara itu, ketua panitia Kreasi Indonesia, Ahmad Yani mengatakan uang yang berhasil dikumpulkan sebesar 1.812,25 dolar Australia (lebih dari 19 juta) dan Rp 100 ribu.
"Nanti rencananya akan ada penggalangan lanjutan dengan mempertemukan semua ketua-ketua ormas Indonesia di Perth untuk membentuk tim penggalangan dana, kemarin baru pemanasan," katanya saat dihubungi ABC Indonesia.
Sementara itu komunitas Sulawesi Selatan di Melbourne, yakni Komunitas Anging Mamiri (KAM) hingga saat ini telah berhasil menggalang dana sebesar $3.100, atau lebih dari Rp 31 juta.
"Kami telah memberikannya langsung kepada relawan KAM di Sulawesi dan mendistribusikannya lewat tim medis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin," ujar Lily Yulianti Farid, salah satu anggota KAM.
Lily mengatakan upaya penggalangan dana masih terus dilakukan namun dana yang sudah dikumpul harus segera disalurkan untuk dibelikan kebutuhan bagi warga yang menjadi korban.
Adam, murid kelas tiga di Melbourne yang menjual mainan dan buku-bukunya, hari Minggu 7 Oktober juga telah berhasil membawa teman-temannya sekolahnya datang untuk menyumbang bantuan bagi korban bencana gempa Palu-Donggala.
Acara 'Garage Sale' digelar di rumah orang tuanya yang berada di kawasan Pascoe Vale sejak pukul 11 siang.
Diena Said, ibu dari Adam mengatakan hasil penjualan dari mainan dan buku-bukunya lebih dari 500 dolar Australia, atau lebih dari Rp 5 juta.
Adam juga menjual cupcakes, agar-agar, dan minuman cokelat.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Simak video pilihan berikut:
Tak Hanya Komunitas Indonesia
Tak hanya komunitas warga Indonesia saja yang menggalang dana.
Charlotte Corbyn yang pernah studi di Indonesia lewat program ACICIS, bersama teman-temannya menggelar acara kumpul-kumpul yang khusus untuk menggalang dana bagi korban bencana di Palu dan Donggala.
"Waktu saya di Indonesia memberikan dampak yang sangat positif bagi kehidupan saya," ujar Charlotte.
"Saya kepikiran terus dengan bencana di Palu dan Donggala dan ingin bisa membantu mereka."
Charlotte dengan teman serumahnya kemudian menggelar acara makan malam yang menggundang anak-anak muda Australia yang kebanyakan menyukai budaya Indonesia dan pernah studi di Indonesia.
Acara tersebut berhasil menggalang dana sebesar 1.250 dolar Australia (lebih dari Rp 13 juta) yang kemudian akan disumbangkan langsung lewat Palang Merah.
Advertisement