Berkat Kecerdasan Buatan, Robot Bakal Gantikan Wawancara Manusia?

Adanya automatisasi dari kehadiran robot, justru akan membuat satu juta lapangan pekerjaan untuk manusia di Amerika Serikat (AS) bisa menghilang.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2018, 13:30 WIB
Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Di era perkembangan teknologi yang begitu pesat seperti sekarang, banyak perdebatan soal robot yang bisa mengambil alih pekerjaan manusia di masa depan. 

Berbekal kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence), robot diprediksi akan mengambil alih pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Tujuannya agar waktu pengerjaannya bisa lebih efisien.

Dilansir dari CNBC, Rabu (10/10/2018), adanya automatisasi dari kehadiran robot, justru akan membuat satu juta lapangan pekerjaan untuk manusia di Amerika Serikat (AS) bisa menghilang.

Perkembangan ini ditengarai bisa menciptakan lapangan kerja yang baru untuk robot. Bahkan, industri perekrutan juga berpotensi akan terganggu dengan automatisasi.

Perusahaan akan menggunakan robot untuk mempercepat proses rekrutmen dan memberikan waktu lebih singkat bagi manajer perekrutan untuk menjaring talenta.

Cara ini bisa menghapus cara tradisional manusia yang menghambat proses perekrutan.

Perusahaan Triplebyte, contohnya, mengembangkan teknologi kecerdasan buatan untuk mewawancara kandidat. Lalu, teknologi ini mencocokkan kandidat dengan posisi yang relevan dengan keterampilannya.

“Efektivitas perekrut menurun karena mengejar semua orang yang sama,” kata CEO Triplebyte, Harj Taggar.

Dia mengatakan, ada 40 persen kandidat yang berhasil mendapatkan pekerjaan setelah diwawancarai oleh Triplebyte. Angka ini berada di atas rata-rata industri sebesar 20 persen.


Langsung Dapat Pekerjaan?

Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Seorang kandidat bernama Jeremy Phelps, berhasil mendapatkan pekerjaan setelah melewati proses interview dengan perusahaan Taggar.

Insinyur perangkat lunak otodidak ini awalnya mendapatkan pekerjaan di bisnis pengiriman pizza dan makanan cepat saji, ketika tak memenuhi persyaratan aplikasi untuk pekerjaan teknis apa pun.

Setelah menemukan kuis kode Triplebyte suatu hari, dia mendpaatkan tawaran untuk wawancara serangkaian perusahaan teknologi San Fransisco.

Akhirnya, dia mendapatkan tawaran pekerjaan untuk peran rekayasa perangkat lunak di layanan pengiriman bahan makanan Instacart, dan pindah ke San Fransisco Bay.

“Kami menargetkan (konsumen) yang berpikir bahwa mereka insinyur terbaik di perusahaan, yaitu konsultan IT di Walgreens lokal. Ada juga yang ingin bekerja di Apple atau Dropbox,” kata Taggar.

 


Kecerdasan Buatan Dibutuhkan untuk Perekrutan

Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Triplebyte tak sendirian. Ada juga perusahaan-perusahaan teknologi yang membangun algoritma untuk membantu pembeli kerja meningkatkan proses rekrutmen. Terutama, wawancara dan deskripsi pekerjaan yang lebih inklusif.

Pakar ketenagakerjaan di situs TopResume, Amanda Augustine, mengatakan semakin banyak perusahaan menggunakan teknologi AI untuk merekrut karyawan.

“Ketika digunakan secara tepat, alat rekrutmen ini bisa membantu mengurangi menghilangkan bias, meningkatkan pengalaman kandidat, serta mengurangi waktu untuk menyewa (pewawancara),” kata dia.

Reporter: Dream

Sumber: Dream.co.id

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya