Kisah Duka Muazin Berhenti Azan dan Tertimpa Mihrab Masjid Saat Gempa Palu

Semua jemaah khidmat mendengarkan lantunan azan Agil. Namun, tiba-tiba bumi berguncang. Tembok dan lantai masjid di Palu itu bergerak.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 10 Okt 2018, 08:12 WIB
Masjid Babul Jannah di loli Saluran, Banawa, Kabupaten Donggala menarik perhatian warga. Tempat ibadah in menjadi saksi bisu dahsyatnya gempa dan tsunami menerjang Palu dan Donggala, Jumat 28 September 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa serta tsunami Palu dan daerah sekitarnya di Sulawesi Tengah masih menyisakan banyak cerita duka. Salah satunya yang menimpa seorang muazin bernama Agil.

Ketika gempa mengguncang Palu pada Jumat, 28 September lalu, Agil tengah mengumandangkan azan magrib di Masjid Agung Daru Salam, Palu.

Jemaah khidmat mendengarkan lantunan azan Agil. Namun, tiba-tiba bumi berguncang. Tembok dan lantai masjid bergerak, dan seketika suasana langsung berubah mencekam.

Semua orang langsung berlari keluar dari masjid mencari perlindungan. Sementara Agil, yang baru saja melafalkan "Hayyaalalfalah" juga langsung berlari berusaha menyelamatkan diri.

Namun, takdir berkata lain. Agil harus menemui Sang Pencipta setelah tubuhnya tertimpa reruntuhan bangunan masjid.

Salah seorang jemaah yang mengetahui detik-detik meninggalnya Agil, bernama Abu Syamsudin, menceritakan bagaimana Agil mengembuskan napas terakhir.

"Sekitar pukul 18.02 Wita, jemaah merasakan gempa yang sangat kencang," kata Abu kepada Liputan6.com, Selasa, 9 Oktober 2018.

"Mihrab dan roster masjid roboh menimpa Agil, hingga membuatnya jatuh tersungkur," kata Abu. Muazin yang dikenal rajin ini pun meninggal dunia ketika berlari keluar dari masjid di Palu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tidak Ada yang Sadar

Awalnya, kata Abu, tidak ada yang sadar Agil telah meninggal dunia. Semua mengira Agil terjatuh seperti jemaah lainnya.

"Jujur saja, kita pada takut, menyelamatkan diri masing-masing. Ditinggalkan Agil. Kalau saya mau gambarkan situasi di masjid cuma Allah yang tahu. Karena selain goyangan, ada juga suara bising," ujar Abu.

Besoknya, oleh pengurus masjid, Agil diumumkan telah meninggal dunia.

"Dia (pengurus masjid senior) menyampaikan Agil meninggal, jenazahnya ada di pelataran," kata Abu lagi.

Abu mengaku sangat kehilangan sosok Agil. Dia menilai, almarhum merupakan pribadi yang baik dan rendah hati. Itu yang sampai saat ini selalu dikenang.

"Agil di sini sering menjadi muazin. Jadi ada tiga muazin di sini. Kebetulan saat itu giliran Agil," dia mengakhiri.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya