Liputan6.com, Bali - Ajang Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali terjadi ketika Indonesia tertimpa bencana alam. Sementara, anggaran pertemuan itu tidak sedikit, yakni sekitar Rp 800 miliar.
Hasilnya, terdapat kalangan yang meminta agar anggaran pertemuan dialihkan untuk pertolongan korban bencana. Tetapi, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menyatakan pengelolaan bencana Indonesia sudah berjalan baik.
Baca Juga
Advertisement
Wanita berkebangsaan Prancis itu pun percaya bahwa Indonesia tidak membutuhkan utang dalam menanggulangi bencana. "Utang IMF bukanlah pilihan, sebab ekonomi Indonesia tidak membutuhkannya," ucap Lagarde dalam pernyataan resminya seperti dikutip Rabu (10/10/2018).
Selanjutnya, Lagarde turut memuji langkah penanggulangan yang dilakukan oleh presiden, menteri-menteri kabinet serta gubernur Bank Indonesia. "Ini sudah dikelola dengan baik oleh Presiden Jokowi, Gubernur Perry, Menteri Sri Mulyani dan Menteri Luhut dan para kolega mereka," imbuh Lagarde.
Pihak IMF pun memilih menunjukkan solidaritas mereka untuk mengirimkan donasi. Uang yang dikumpulkan bersifat pribadi dari para staf IMF.
"Dan maka dari itu, sebagai simbol solidaritas dengan rakyat Indonesia, staf IMF, didukung oleh manajemen, memutuskan untuk membuat kontribusi dalam usaha pertolongan secara personal dan sukarela," kata Lagarde.
Hasil sumbangan dari staf IMF berhasil mencapai angka Rp 2 miliar. Donasi tersebut akan dikirim untuk bencana Lombok dan Sulawesi. Lagarde pun berkata akan membuka kesempatan hal serupa untuk para partisipan Pertemuan Tahunan agar mereka juga bisa berkontribusi.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Delegasi IMF-World Bank Bakal Donasi untuk Lombok dan Palu
Rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua dimulai hari ini. Tercatat dari data Bank Indonesia peserta pertemuan tahunan ini telah mencapai lebih dari 13 ribu orang mulai dari pejabat negara hingga para pengusaha.
Selain membahas berbagai isu, pertemuan yang akan berlangsung kurang lebih satu minggu ini juga akan menyisipkan agenda donasi untuk korban bencana gempa bumi di Lombok, Palu dan Donggala.
Ketua Task Force Bank Indonesia utk IMF-WB Annual Meetings 2018 di Bali Peter Jacobs mengatakan donasi ini bukan inisiatif dari Indonesia, melainkan dari para peserta itu sendiri.
"Soal Palu negara-negara ini punya concern besar jadi mereka juga lihat indonesia ini negara besar, negara yang mampu meng-handle acara sebesar ini ditengah situasi yang memang sedang banyak masalah gempa di Lombok dan juga gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, jadi para peserta sendiri merasa juga ada keterpanggilan untuk memberikan," kata Peter di Nusa Dua, Bali, Senin, 8 Oktober 2018.
Donasi ini, dikatakan Peter akan disponsori oleh salah satu bank. Adapun bentuk donasi yang akan dilakukan adalah dengan penjualan secangkir kopi.
Nantinya di setiap acara pertemuan akan ada penjualan kopi, di mana setiap kopi dihargai antara Rp 100 ribu-150 ribu per cup. Hasil penjualan ini akan didonasikan bagi korban bencana diLombok, Palu dan Donggala.
"Namun kita juga push supaya ada orang yang memberikan ini bukan disponsori saja kita memberikan kesempatan siapa yang mau berbuat sesuatu, silakan," pungkas Peter.
Advertisement