Liputan6.com, Bali - Bencana alam di beberapa daerah Indonesia terjadi tak lama sebelum Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali. Lalu muncul kritik yang mengatakan pertemuan tersebut adalah pemborosan, apalagi dananya sekitar Rp 800 miliar.
Sandiaga Uno menyatakan kubunya tak akan mengirim delegasi ke Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 lantaran acara itu adalah pemborosan. Hal senada dikatakan Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Soepriyono yang menyebut anggaran lebih baik dialihkan untuk korban bencana.
Baca Juga
Advertisement
Lantas apa respons pihak IMF? Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menjelaskan menghentikan pertemuan di Bali tidak bisa menjadi pilihan. Sebab, Indonesia sudah bekerja keras dalam beberapa tahun terakhir demi terlaksananya acara.
Menurut Lagarde, pembatalan Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali malah bisa merugikan Indonesia. Kesempatan bagi Indonesia untuk tampil di mata dunia pun akan hilang.
"Membatalkan pertemuan bukanlah sebuah pilihan, sebab itu akan menjadi mubazir besar pada sumber daya yang telah ditanam dalam tiga tahun terakhir ini, dan hilangnya kesempatan besar untuk menunjukkan Indonesia kepada dunia, serta dalam menciptakan peluang dan pekerjaan," ucap Lagarde dalam pernyataan resmi IMF.
Lebih lanjut, Lagarde melihat pemerintah Indonesia telah melakukan kinerja yang baik dalam penanggulangan bencana, sehingga pihaknya tidak akan mengajukan pinjaman utang.
"Hal ini sudah dikelola dengan baik oleh Presiden Jokowi, Gubernur Perry, Menteri Sri Mulyani dan Menteri Luhut dan kolega mereka," imbuh Lagarde.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Presiden Tegaskan Pertemuan IMF-World Bank Untungkan Pariwisata Indonesia
Presiden Joko Widodo menegaskan jika Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group di Bali akan menguntungkan pariwisata Indonesia. Untuk itu, persiapan maksimal sudah dilakukan.
"Di annual meeting sebesar itu, 15.000 (orang) akan datang. Dan menjadi rebutan semua negara. Karena meeting seperti itu pasti memiliki dampak paling tidak memberikan citra yang baik terhadap negara yang dipakai untuk pertemuan itu," kata Presiden di Universitas Sumatera Utara, Senin, 8 Oktober 2018.
Presiden Jokowi juga meluruskan pandangan sejumlah pihak terkait anggaran. Menurutnya, sebagian besar anggaran yang dialokasikan justru digunakan untuk perbaikan dan menunjang infrastruktur di Bali selaku tuan rumah. Yang pada akhirnya perbaikan dan peningkatan infrastruktur tersebut akan dinikmati sendiri oleh masyarakat Bali dan Indonesia.
"Anggaran itu dipakai untuk memperluas apron di Bandara Bali, membuat terowongan di persimpangan yang ada di Bali sehingga tidak macet. Artinya setelah acara akan kita gunakan terus. Bukan sesuatu yang hilang," ujarnya.
Selain itu, dengan hadirnya para partisipan yang dalam laporan terakhir bahkan telah mencapai kurang lebih 34 ribu orang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata dan devisa yang akan masuk.
"Kita harapkan ini justru akan memperkuat promosi kita untuk tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Saya kira arahnya ke sana," ucap Presiden.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement