Liputan6.com, Denpasar Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengatakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dan memperkuat daya saing produk lokal.
"Kita harus dapat memastikan ketersediaan tenaga kerja berkualitas dengan memaksimalkan informasi pasar tenaga kerja, standar kompetensi kerja, akreditasi, dan sertifikasi," kata Hanif saat membuka Rapat Koordinasi Bidang Pelatihan dan Produktivitas di Bali pada Selasa (9/10)
Advertisement
Dikatakan Hanif, untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, pada dasarnya ketersediaan tenaga kerja harus selalu selaras dengan kebutuhan pasar kerja yang dipengaruhi pertumbuhan ekonomi dan sektor prioritas yang diputuskan oleh pemerintah.
"Kita gerakkan semua institusi akademik yang ada seperti universitas, lembaga pendidikan kejuruan seperti SMK, Politeknik, dan lembaga pelatihan kejuruan seperti BLK, dan LPK pemerintah/swasta/industri lainnya untuk meningkatkan kualitas SDM," kata Hanif.
Hanif menjelaskan situasi pasar tenaga kerja Indonesia kini berkembang dengan cara yang positif berkat pembangunan ekonomi. Tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat menjadi 69,20% pada Februari 2018.
"Pada saat yang sama, tingkat pengangguran kita sekarang mencapai titik terendah dalam sejarah bangsa kita, yaitu 5,13%, dan semoga akan terus turun di masa mendatang," ucap Hanif.
Selain itu, jumlah pekerja dengan keterampilan menengah dan tinggi juga jumlahnya terus meningkat sekitar 3% setiap tahun selama 4 tahun terakhir.
Hanif mengutip Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa setelah memusatkan percepatan pembangunan infrastruktur di 2015-2017, sekarang Indonesia fokus pada pengembangan sumber daya manusia di Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (Vocational Education and Training) di 2018-2019.
"Hal ini menstimulasi tidak hanya Kementerian dan Lembaga terkait untuk berpikir lebih visioner dari sebelumnya, tetapi juga mendorong sektor swasta untuk lebih terlibat aktif dalam mempersiapkan supply tenaga kerja kita secara masif," tutur Hanif.
"Jadi pada intinya, saat ini dan 10-15 tahun kedepan adalah waktu yang penting bagi Indonesia agar bekerja lebih keras dan cerdas dalam memaksimalkan bonus demografi menuju negara dengan perekonomian yang kuat dengan meningkatkan kualitas SDM," kata Hanif.
(*)