Apple Rugi Miliaran Dolar Gara-Gara Kecurangan Klaim Garansi

Apple dikabarkan mengalami kerugian miliaran dolar AS gara-gara adanya kecurangan soal klaim garansi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 11 Okt 2018, 06:30 WIB
Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)

Liputan6.com, Jakarta - Apple dikabarkan mengalami kerugian miliaran dolar AS gara-gara adanya kecurangan soal klaim garansi. Menurut laporan Phone Arena, Kamis (11/10/2018), kasus ini terjadi di Tiongkok.

Mulanya, kasus ini terjadi karena pembelian iPhone dalam jumlah banyak. Kemudian, bagian-bagian penting dari unit iPhone tersebut dirusak.

Misalnya saja bagian CPU, papan sirkuit, dan layarnya yang diganti dengan komponen palsu, dengan pembungkus permen karet sekalipun.

Kemudian, iPhone yang komponennya sudah diganti itu dikembalikan ke Apple Store untuk diservis menggunakan garansi. Kemudian, iPhone yang sudah diperbaiki kembali dijual.

Sekadar diketahui, pada 2013, Apple menyebut pihaknya dapat memperkirakan berapa banyak retur palsu dengan menghitung jumlah unit pengganti Apple ID yang dimasukkan.

Pengguna yang melakukan servis iPhone bergaransi sah biasanya menggunakan Apple ID lama mereka, kemudian meminta unit pengganti.


Paling Banyak Terjadi di Tiongkok

Pengunjung mencoba iPhone XS Max saat peluncuran produk baru Apple di Apple Headquarters, Cupertino, California (12/9). (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Menggunakan metode ini, Apple menemukan, sebanyak 60 persen klaim garansi di Tiongkok dan Hong Kong merupakan tindakan kecurangan yang merugikan Apple hingga miliaran dolar AS.

Menurut kabar, Apple Store di Shenzhen Tiongkok melaporkan, ada 2.000 klaim garansi per minggu. Angka ini dianggap tertinggi dibandingkan Apple Store lain di seluruh dunia.

Pada tahun yang sama, Apple menganggarkan USD 1,6 miliar untuk biaya garansi. Namun jumlah yang dianggarkan kurang, sebab ternyata biaya garansi yang dibutuhkan sebanyak USD 3,7 miliar dan sebagian besar itu karena adanya kecurangan garansi di Tiongkok.


Hacker Selalu Bisa Akali

Pengunjung mencoba iPhone XR saat peluncuran produk baru Apple di Apple Headquarters, Cupertino, California (12/9). iPhone XR dapat dipesan per 19 Oktober di beberapa negara dan mulai tersedia pada 26 Oktober 2018. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Sementara Apple tengah berjuang mengurangi tingkat kecurangan garansi di Tiongkok, saat ini skema tersebut tengah digunakan di berbagai belahan dunia lainnya. Apple pun mulai berhenti melakukan perbaikan di toko dan membuat sistem reservasi online yang membutuhkan bukti kepemilikan.

Sayangnya, si penipu tetap bisa mengakali metode ini. Kemudian, saat pengguna hendak mengklaim garansi mereka, pihak Apple memaksa unit iPhone yang ingin diperbaiki untuk dibawa dan menjalankan rangkaian tes diagnostik. Tes ini bakal mengungkapkan komponen yang dipakai pada perangkat tersebut asli atau palsu.

Lagi-lagi, para penipu berhasil melewati rangkaian tes diagnostik ini, yakni dengan mencegah perangkat untuk menyala. Parahnya, para penipu juga memiliki informasi tentang iPhone yang resmi, misalnya saja nomor seri serta nama modelnya.

Perlu diketahui, di Tiongkok, semua perangkat yang telah diklaim garansinya dikirim ke pusat perbaikan khusus. Kemudian perangkat diuji dan ditandai bagian apa saja yang diganti.

Dengan metode ini, penipuan klaim garansi iPhone di Tiongkok turun dari 60 persen menjadi 20 persen.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya