Romahurmuziy Sebut Nilai Tukar Rupiah Tak Pengaruhi Harga Kebutuhan Pokok

Hal itu terungkap saat dirinya mengecek harga bahan pokok di Pasar Induk Sayur Giwangan, Yogyakarta, Selasa kemarin.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2018, 12:52 WIB
Ketua Umum PPP Romahurmuziy memberi sambutan dalam Mukerwil II di Jakarta, Sabtu (21/4). Mukerwil II PPP DKI Jakarta bertekad memenangkan PPP di Ibu Kota dalam Pemilu 2019. Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PPP M Romahurmuziy mengaku menemukan fakta di lapangan bahwa kenaikan harga pangan cenderung stabil. Hal itu terungkap saat dirinya mengecek harga bahan pokok di Pasar Induk Sayur Giwangan, Yogyakarta, Selasa kemarin.

"Dari catatan harga yang saya peroleh dan berdasarkan pengakuan para pedagang, hampir semua bahan pangan stabil dan hanya sedikit yang mengalami kenaikan," kata politisi yang akrab disapa Romi itu dalam keterangan tertulis, Rabu (10/10/2018).

Beberapa bahan pangan kebutuhan pokok yang dicek adalah bawang merah dan putih berkualitas, harga yang ditemukan masing-masing Rp 12.000 dan Rp 24.000 per kilogram. Untuk tomat seharga Rp 6.000/kg, kacang panjang Rp 7.500/kg, jahe Rp 20.000/kg, kencur Rp 35.000/kg. Harga tersebut tergolong normal.

Bahan pangan yang naik hanya kol atau kubis. Masing-masing mengalami peningkatan dari Rp 4.000 menjadi Rp 6.000 per kilogram. Romi menyebut penyebabnya karena pasokan dari Wonosobo sedikit.

"Harga kebutuhan seperti beras berkualitas paling bagus di Pasar Induk Giwangan ini sebesar Rp 12.000/kg. Sedangkan telur dan ayam potong masing-masing Rp 21.000/kg dan Rp 30.000/kg yang semuanya tidak mengalami kenaikan dari sebelumnya," jelas Romi.

Dia menuturkan, harga yang stabil menunjukkan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak mempengaruhi harga kebutuhan pokok di Indonesia. Dia menambahkan pemerintah juga berhasil menekan laju inflasi. Dalam dua bulan terakhir, harga kebutuhan mengalami penurunan.

"Stabilitas harga bahan pokok bahkan cenderung sebagian menurun, ini memperkuat data dari BPS (Badan Pusat Statistik) bahwa pada bulan September terjadi deflasi sebesar 0,18 persen," pungkas Romi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tampik Pernyataan Sandiaga

Pernyataan itu sekaligus menjawab tudingan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno. Mantan Wagub DKI itu membandingkan harga bahan pangan di Indonesia dan di India. Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang ia dapatkan, harga berbagai bahan pangan di India seperti beras dua kali lipat lebih murah dibandingkan di Indonesia.

Tak hanya itu, harga sepiring nasi ayam di Singapura juga lebih murah dibandingkan di Indonesia. Jika di Singapura harga sepiring nasi ayam sekitar 3,5 dolar Singapura (SGD) atau sekitar Rp 35 ribu, di Indonesia harganya sekitar Rp 50 ribu. Hal ini disampaikan Sandi usai bertemu para milenial di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018).

Reporter: Ahda Bayhaqi

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya