OECD: Ekonomi RI Bakal Tumbuh 5,2 Persen pada 2018

Survei Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,2 persen pada 2018

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Okt 2018, 15:00 WIB
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (28/4). Pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Darmin Nasution, masih kecil lantaran belum ada orientasi ekspor dari industri dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Nusa Dua - Survei Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,2 persen pada 2018. Kemudian pada 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan capai 5,3 persen.

Sekretaris Jenderal OECD, Angel Gurria, memaparkan hasil survei yang soroti pentingnya kebijakan untuk meningkatkan ketahanan atas berkembangnya peningkatan risiko global.

Gurria menuturkan, tingkat kepercayaan kepada pemerintah Indonesia lebih tinggi dari pada semua negara-negara OECD. Survei ekonomi Indonesia oleh OECD dilakukan secara berkala setiap dua tahun sejak 2008. Survei 2018 ini juga menandai peringatan 10 tahun kolaborasi pemerintah Indonesia dengan OECD dalam program ini.

Survei OECD menyoroti perkembangan terkini dan tantangan yang dihadapi negara untuk terus maju. Hasil survei memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,2 persen pada 2018 dan 5,3 persen pada 2019. Selain itu memaparkan agenda untuk membuat ketahanan ekonomi semakin kuat dan inklusif.

"Ekonomi Indonesia semakin berkembang sehat dan bonus demografi akan semakin mempercepat pertumbuhan tahun depan. Hal ini ditopang oleh tingkat kepercayaan kepada pemerintah Indonesia lebih tinggi dari pada semua negara-negara OECD. Hasil temuan survei ini bisa menajdi basis untuk kerja sama ke depan dalam konteks OECD-Indonesia joint work program," kata Gurria.

Namun, menurut dia adalah bagaimana menciptakan kondisi yang dapat menjamin generasi mendatang mendapatkan kesempatan hidup lebih baik. Oleh karena itu, infrastruktur, edukasi, kesehatan, dan kualitas kerja masih menjadi tantangan yang harus diselesaikan untuk memastikan pertumbuhan Indonesia berkelanjutan dan inklusif.

Survei ini juga dilakukan dengan akomodasi dua faktor penting. Meningkatkan pendapatan publik untuk pertumbuhan secara bersahabat dan membuat pariwisata dalam rangka promosikan keberlangsungan pembangunan daerah.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 


Sri Mulyani Sambut Positif

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi paparan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Gedung Nusantara II DPR, Kamis (31/5). Rapat terkait penyampaian kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan dalam RAPBN 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, hal yang patut diperhatikan dalam hasil survei ekonomi Indonesia oleh OECD pada 2018 adalah keadaan ekonomi Indonesia menunjukkan hasil pertumbuhan positif meski alami tekanan penurunan ekonomi global.

"Saya sangat senang bahwa pandangan umum OECD terhadap ekonomi Indonesia sangat positif dan inspirasi," ujar Sri Mulyani.

Survei ini, menurut Sri Mulyani menekankan agar pemerintah harus menaikkan pendapatan, memperkuat pemuda sebagai aset pembangunan yang belum termanfaatkan serta perkuat sektor pariwisata.

Menanggapi tiga hal itu, pemerintah telah persiapkan antara lain pemerintah menargetkan peningkatan pemasukan pajak 16,4 persen pada 2019.

Kemudian sejumlah program peningkatan kapasitas pemud antara lain pendidikan anak usia dini, akses terhadap sertifikasi guru dan dana operasional sekolah.

Sedangkan untuk pariwisata, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan khusus dan telah alokasikan dana khusus untuk mendukung pariwisata, dan melakukan pendekatan holistic sesuai dengan strategi nasional pariwisata.

Kemitraan dengan OECD ini adalah kesempatan untuk membagi pengalaman secara dua arah mengenai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

"Pengalaman pembangunan segenap negara maju OECD banyak lessons learned yang bisa dihali untuk Indonesia, kita bisa ambil pengalaman mereka yang evidence based bisa digali," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menuturkan, Indonesia menjalin kerja sama dengan OECD karena sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia yang senang belajar dan berbagi pengalaman.

Kerja sama Indonesia dan OECD meliputi area kebijakan ekonomi dan pembangunan yang meliputi administrasi dan kepatuhan perpajakan, pembangunan infrastruktur, perlindungan lingkungan, pengembangan UKM, perlindungan sosial, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya