Selain Nadia Murad, Wanita-Wanita Hebat Ini Juga Peraih Nobel Perdamaian

Nadia Murad yang meraih Nobel Perdamaian tahun ini adalah penyintas korban budak seks milisi ISIS yang giat mempromosikan anti-perdagangan manusia.

oleh Komarudin diperbarui 11 Okt 2018, 03:00 WIB
Nadia Murad Basee Taha ketika diwawancarai stasiun NRK Norwegia. (Sumber nrk.no)

Liputan6.com, Jakarta - Nama lengkapnya Nadia Murad Basee Taha atau Nadia Murad berhasil meraih Nobel Perdamaian 2018. Perempuan Yazidi, Irak Utara, kelahiran 1993 itu ramai jadi perbincangan tak hanya di Tanah Airnya, tapi juga di dunia, beberapa hari belakangan ini.

Ia diculik oleh milisi ISIS pada 2014, dijadikan sebagai budak seks dan diperjualbelikan beberapa kali sebelum berhasil meloloskan diri. Kini, ia giat berkampanye untuk membantu mengakhiri perdagangan manusia, terutama yang terkait kekerasan seksual pada wanita.

Dia berkata, "Mereka yang telah kehilangan nyawa, kehilangan segalanya, ini (izin suaka) akan benar-benar menyelamatkan mereka dan memberi kehidupan baru, jika Inggris berkenan melakukan itu."

Nadia Murad tak sendiri, Nobel Perdamian juga diberikan kepada Denis Mukwege. Ia dokter kandungan dari Republik Demokratik Kongo. Mereka dinilai berjasa mencegah pemerkosaan sebagai senjata perang. Selain Nadia, sejumlah perempuan hebat lain juga pernah meraih Nobel Perdamaian. Berikut nama-namanya:

Malala Yousafzai

Sebelumnya, wanita asal Pakistan, Malala Yousafzai menerima penghargaan bergengsi tersebut pada 2014. Ia dinilai melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.

Malala lahir pada 12 Juli 1997. Ia murid sekolah dan aktivis pendidikan di Mingora dan Distrik Swat, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.

Ia lebih suka dikenang sebagai anak perempuan yang memperjuangkan hak pendidikan terhadap perempuan, ketimbang sebagai seorang perempuan yang pernah ditembak Taliban.

Shirin Ebadi

Shirin Ebadi lahir di Iran, 21 Juni 1947, adalah pengacara dan aktivis hak asasi manusia asal Iran. Ia dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian untuk usahanya dalam penegakan demokrasi dan hak asasi manusia, terutama hak-hak wanita dan anak-anak.

Oleh panitia seleksi, ia dipuji sebagai pemberani. Ia tak pernah tunduk pada ancaman terhadap dirinya.

Jody Williams

Perempuan asal Amerika Serikat ini mendapat Hadiah Nobel pada 1997. Ia dikenal sebagai aktivis ranjau darat.

Jody Williams lahir di Putney, Vermont, pada 9 Oktober 1950. Ia dikenal sebagai guru dan pekerja sosial dengan lembaganya, International Campaign to Ban Landmines (ICBL).

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya