Liputan6.com, Jakarta - Managing Direktur International Monetery Fund (IMF), Christine Lagarde, mengatakan pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi di level 3,7 persen pada 2018 dan 2019, dianggap belum cukup kuat. Ini karena belum terbagi secara merata ke seluruh dunia.
Di sisi lain meningkatnya tensi dalam hubungan perdagangan global turut mengganggu kinerja pertumbuhan ekonomi global. IMF merekomendasikan agar negara-negara bersedia menurunkan tensi perdagangan.
"Rekomendasi kami de-escalate (turunkan tensi). Untuk perdagangan yang lebih kuat, adil, dan sesuai tujuan masing-masing," kata dia, Kamis (11/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu, kondisi perekonomian global pun masih belum dapat dikatakan aman. Pascakrisis keuangan global 2008, memang perekonomian global berangsur pulih, tapi masih belum cukup aman.
"Utang global, swasta dan publik tinggi. Perubahan kecil saja bisa mengubah outlook ekonomi dan stabilitas di emerging market. Rekomendasi kami, jelas, mendorong negara untuk memiliki kombinasi tepat dengan kebijakan domestik dengan instrumen di dalam negeri. Begitu juga global," kata dia.
Situasi ekonomi yang belum cukup kuat dan aman ini juga diikuti dengan distribusi 'kue ekonomi' global yang belum merata.
"Apa keuntungan pertumbuhan terbagi adil untuk ekonomi global dan sustain? Keuntungan dari pertumbuhan tidak cukup dibagi bersama. Ketidakadilan begitu banyak dalam beberapa tahun terakhir. Ketidaksetaraan teknologi, perdagangan, kebijakan yang tidak menguntungkan dari sisi tenaga kerja khususnya di negara maju. Maka butuh reformasi, inklusif, dan berkelanjutan," imbuhnya.
"Kita harus mengemudikan kapal, jangan sampai kapal tergeser. Deskalasi ketegangan perdagangan, perbaiki sistem, bauran kebijakan yang baik, kebijakan jangka menengah-panjang. Kita butuh kerja sama yang kuat," kata dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Solusi IMF untuk Perang Dagang
Sebelumnya, Direktur Dana Moneter Internasional atau IMF, Christine Lagarde meminta para pemimpin dunia untuk memperbaiki sistem perdagangan global daripada mencoba meruntuhkannya.
Hal itu disampaikan sebagai bentuk kritik sekaligus solusi atas maraknya kebijakan ekonomi nasionalisme dan proteksionisme beberapa negara, yang kemudian mendorong pemberlakuan tarif tinggi terhadap sejumlah komoditas ekspor-impor.
Kebijakan itu tercermin jelas pada perang dagang Amerika Serikat dan China tahun ini, di mana keduanya saling balas memasang tarif tinggi terhadap impor barang dari masing-masing negara.
Merespons hal tersebut, Lagarde mengatakan, "Kita harus bekerja sama untuk mengurangi dan menyelesaikan sengketa perdagangan saat ini," ujarnya pada Pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali, Senin 8 Oktober 2018, seperti dikutip dari Economic Times 11 Oktober 2018.
"Kita perlu bergandengan tangan untuk memperbaiki sistem perdagangan saat ini dan berupaya untuk tidak menghancurkannya," tambahnya.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 189 negara anggota IMF bertemu di Bali pekan ini di mana kekhawatiran tentang proteksionisme telah menjadi pusat perhatian --khususnya perang dagang yang meningkat antara Amerika Serikat dan China, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping.
Lagarde mengatakan, dia tetap optimis bahwa perselisihan antar negara bisa diselesaikan. Uniknya, Lagarde memberikan contoh tentang suksesnya renegosiasi pemerintahan Trump atas Kesepakatan Pasar Bebas Amerika Utara (NAFTA) antara AS, Kanada dan Meksiko baru-baru ini.
"Saya melihat ada keinginan yang jelas untuk meningkatkan dan memperluas perdagangan," katanya Direktur IMF itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement