Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Yunani melarang turis-turis kelebihan berat badan atau obesitas untuk menunggangi keledai. Aturan tersebut dibuat setelah aktivis hewan mengungkapkan bahwa banyak keledai yang menderita karena cedera tulang belakang dan mengalami luka terbuka.
Melansir New York Post, Kamis (11/10/2018), Kementerian Pembangunan Pedesaan dan Makanan Yunani menerbitkan seperangkat peraturan tentang kesejahteraan keledai. Terutama, setelah mereka menerima banyak keluhan dalam liputan media pada Juli lalu.
Advertisement
Keledai di Pulau Santorini, Yunani, tidak boleh lagi memberikan tumpangan pada wisatawan obesitas, atau membawa beban yang lebih berat dari 100 kilogram. Angka tersebut berarti seperlima dari berat mereka.
Dilaporkan, hewan-hewan ini juga dipaksa bekerja berjam-jam, tujuh hari dalam seminggu tanpa tempat tinggal, istirahat, dan air. Mereka juga mengenakan pelana yang tidak pas dan ditinggalkan saat cedera.
"Dalam keadaan apa pun seharusnya hewan yang tidak layak bekerja seharusnya tidak digunakan, seperti hewan yang sakit, terluka, hewan dengan kehamilan lanjut serta hewan dengan pemeliharaan kuku yang buruk," tulis sebuah pernyataan pemerintah.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Wisata Santorini Terkenal dengan Medannya yang Berbukit
Pemerintah setempat juga meminta agar pemilik usaha wisata dengan hewan tersebut harus memberikan binatangnya makanan yang layak dan cukup, air minum segar setiap hari, ke wadah yang tidak terkontaminasi dan dibersihkan setidaknya sehari sekali.
Santorini terkenal karena medan berbukit dan keledainya yang digunakan untuk mengangkut orang-orang ke area yang tidak bisa diakses kendaraan. Salah satunya seperti di ibu kota Fira.
Namun, pada Juni, sebuah yayasan mengklaim ledakan turis gemuk membuat penduduk setempat, yang ingin mendapatkan pendapatan maksimal, terpaksa mempekerjakan keledai mereka untuk mengangkut orang-orang dengan beban yang lebih berat.
Seorang sukarelawan dari Athena, Elisavet Chatzi (45) yang ambil bagian dalam kampanye damai ini menyatakan bahwa hal itu adalah sebuah langkah yang sangat besar dan buah dari kerja keras mereka.
“Ini adalah langkah yang sangat besar, saya pikir semua kerja keras kami telah membuahkan hasil," kata Chatzi.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Advertisement