Pangeran William Desak Pelaku Perdagangan Satwa Liar Dihukum Berat

Pangeran William dari Kerajaan Inggris mendesak otoritas hukum menjatuhkan sanksi yang berat terhadap pelaku perdagangan satwa liar.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 12 Okt 2018, 14:04 WIB
Pangeran William saat berpidato tentang pentingnya perlindungan terhadap petugas penjaga satwa liar, London, 11 Oktober 2018 (AFP/Alastair Grant)

Liputan6.com, London - Laporan terbaru dari berbagai lembaga pro lingkungan, termasuk UNEP dan WWF, menyebut lebih dari 1.000 penjaga hutan telah tewas dalam tugas selama satu dekade terakhir. Mereka gugur dalam upaya melindungi gajah, badak dan binatang yang terancam punah lainnya.

Sependapat dengan laporan tersebut, Pangeran William dari Kerajaan Inggris mengatakan pada Kamis 10 Oktober, bahwa hukuman terhadap pelaku perdagangan satwa liar masih belum cukup keras, demikian sebagaimana dikutip dari Time.com pada Jumat (12/10/2018).

"Para anggota parlemen (Inggris) dan hakim harus memastikan hukuman lebih keras terhadap mereka yang mengancam kelestarian satwa liar," kata Duke of Cambridge dalam pidato pembukaannya pada konferensi Illegal Wildlife Trade 2018 di London.

Agenda internasional itu, yang berlangsung selama dua hari, digelar sebagai tindak lanjut keberhasilan KTT AS pada tahun 2014, di mana 42 negara menandatangani deklarasi bersama untuk menangani kejahatan terhadap ribuan hewan yang terancam punah.

Pangeran William mengatakan dia takut bahwa pada saat anak-anaknya, Pangeran George (5), Putri Charlotte (3), dan Louis (5 bulan), mencapai usia 20-an, berbagai satwa liar seperti gajah, badak dan harimau akan lenyap dari permukaan Bumi.

"Saya tidak ingin menatap mata anak-anak saya yang akan mengatakan bahwa kami adalah generasi terakhir yang membiarkan kepunahan terjadi.

Tetapi diakui oleh Pangeran William, bahwa tidak mudah untuk menghentikan pemburu yang terorganisir.

"Mereka adalah kelompok yang sama yang menyelundupkan narkoba, orang dan senjata. Sistem ini canggih, terkoordinasi, mudah beradaptasi, dan profesional. Mereka berinovasi lebih cepat dari upaya kami mencari kelemahannya," ujar Pangeran William prihatin.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Ada Kemajuan Cukup Positif

Petugas kehutanan India membersihkan gading dari seekor gajah liar yang telah mati di desa Panbari, India (2/11). Petugas sengaja mengambil gading dari gajah liar yang telah mati tersebut untuk mencegah peredaran gading ilegal. (AFP Photo/Biju Boro)

Sementara itu, alih-alih memprioritaskan fokus penanganan pada isu perdagangan satwa liar, Pangeran William mendesak otoritas terkait untuk melihat lebih jauh keterkaitan dengan kejahatan penyelundupan lain, seperti obat-obatan dan senjata.

Dia mengatakan mengurangi pengiriman obat-obatan dan senjata melintasi batas negara juga akan mengurangi perdagangan satwa liar.

Di lain pihak, Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, memperkirakan perdagangan ilegal satwa liar telah menjelma sebagai perusahaan kriminal keempat yang paling menguntungkan di dunia.

"Sekitar 40 tahun lalu, Afrika memiliki 1,3 juta ekor gajah, saat ini turun dua pertiga menjadi lebih dari 400.000 ekor," ujar Menlu Hunt.

Namun, konferensi itu bukan sepenuhnya tentang nasib satwa liar yang suram. Pangeran William mengatakan ada prestasi cukup baik dalam melawan isu terkait.

"Harga gading telah jatuh hingga 75 persen, dan itu cukup mengejutkan. Juga, 19 negara di Afrika sekarang bersatu melalui Inisiatif Perlindungan Gajah, fokus melindungi populasi gajah mereka, dan menempatkan gading di luar penggunaan ekonomi," kata putra pertama mendiang Putri Diana itu.

Meskipun langkah besar telah diambil, Pangeran William percaya bahwa konservasi lingkungan hidup harus dipikirkan lebih jauh, karena perjuangan tidak akan pernah lengkap untuk memastikan "manusia dan alam liar hidup bersama tanpa konflik."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya