Jack Ma Ingin Habiskan Sisa Hidup untuk Mengajar

Agustus lalu, Jack Ma meluncurkan Netpreneur Prize untuk mendukung pemberdayaan wirausaha Afrika.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Okt 2018, 18:01 WIB
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Alibaba Group Jack Ma ingin menggunakan sisa hidupnya untuk mengajar, setelah mengumumkan pengunduran diri dari posisi chairman executive perusahaan e-commerce tersebut.

Sebelum memulai Alibaba pada 1999, Jack Ma pernah bekerja sebagai guru bahasa Inggris di China selama beberapa tahun.

"(Pendidikan) adalah sesuatu yang bagus saya lakukan untuk sisa hidup saya," kata Jack Ma dalam sebuah sesi diskusi di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018).

Dikutip dari Antara, Jack Ma yang menolak disebut pensiun tetapi hanya rotasi pekerjaan, menilai pendidikan lebih penting daripada teknologi yang menjadi inti dari bisnis Alibaba yang telah digawanginya selama 19 tahun.

Dalam 30 tahun ke depan, manusia akan berhadapan dengan dampak buruk teknologi dan automasi yang mengancam hilangnya lapangan kerja.

Mesin, kata Jack Ma, mampu menggantikan pekerjaan manusia dengan sama baiknya bahkan lebih cepat.

Menurut dia, anak-anak perlu diajari untuk jeli melihat peluang dan melakukan inovasi-inovasi yang tidak dapat dilakukan mesin.

Untuk itu, Jack Ma akan lebih fokus pada pendidikan untuk kewirausahaan yang dinilainya adalah motor pertumbuhan ekonomi.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Netpreneur Prize

Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Agustus lalu, pria yang memiliki nama asli Ma Yun itu meluncurkan Netpreneur Prize untuk mendukung pemberdayaan wirausaha Afrika.

Hadiah senilai 10 juta dolar AS akan diberikan kepada 100 pengusaha Afrika selama 10 tahun ke depan, yang berfokus pada inovasi, pemberdayaan ekonomi perempuan, serta usaha kecil.

Setahun sebelumnya, Alibaba Business School bekerjasama dengan Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) juga mengumumkan eFounders Fellowship Initiative, sebuah program untuk melatih 1.000 pengusaha dari negara berkembang, 200 orang diantaranya berasal dari Afrika.

Program tersebut memfasilitasi para pengusaha untuk mempelajari bisnis dan inovasi di kantor pusat Alibaba di Hangzhou, China.

Kedua inisiatif ini diharapkan dapat membangun ekonomi yang lebih inklusif di Afrika, juga membentuk prospek masa depan masyarakat benua tersebut.

Menurut Ma, orang-orang muda Afrika memiliki semangat potensi kewirausahaan yang besar untuk bisa dikembangkan.

"Saya tidak pernah mengajari seseorang menjadi sukses, tetapi akan berbagi tentang kesalahan-kesalahan yang saya buat. Dari kesalahan itu, kita bisa mengambil pelajaran dan membuat kemajuan," kata pebisnis berusia 54 tahun itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya