Bantu Korban Gempa Sulteng, ADB Siap Beri Pinjaman hingga USD 1 Miliar

Asian Development Bank (ADB) sudah menyiapkan dana sebesar USD 500 juta guna bantu rehabilitasi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

oleh Merdeka.com diperbarui 12 Okt 2018, 19:30 WIB
Pandangan udara Perumnas Balaroa yang rusak dan ambles akibat gempa bumi Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10). Berdasarkan data Lapan, dari 5.146 bangunan rusak sebanyak 1.045 di antaranya Perumnas Balaroa yang ambles. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) sudah menyiapkan dana sebesar USD 500 juta guna bantu rehabilitasi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).

ADB juga siap memberi pembiayaan tambahan sekitar USD 500 juta melalui pinjaman proyek untuk mendukung rekonstruksi infrastruktur vital.

Presiden ADB, Takehiko Nakao, mengikrarkan bantuan darurat senilai hingga USD 1 miliar tersebut saat bertemu Presiden Joko Widodo di sela-sela Annual Meetings IMF-World Bank Group (WBG) 2018, di Nusa Dua, Bali.

Diketahui, bantuan darurat USD 1 miliar tersebut di luar program pinjaman reguler ADB bagi Indonesia yang rata-rata mencapai USD 2 miliar setiap tahun.

Pinjaman bantuan darurat ADB akan disiapkan dengan berkoordinasi dengan pemerintah, masyarakat yang terdampak, dan para pemangku kepentingan lainnya, serta diproses secara cepat untuk dapat segera disetujui Dewan Direktur ADB.

Pinjaman tersebut akan memiliki ketentuan khusus berupa masa tenggang 8 tahun dan masa pembayaran kembali selama 32 tahun, lebih lama daripada biasanya. ADB juga akan memberi bantuan teknis guna mendukung kajian kebutuhan kerusakan yang dipimpin pemerintah, dan juga perencanaan pemulihan dan rekonstruksi.

Dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo, Presiden Nakao memuji manajemen makroekonomi Indonesia yang baik. Ia menekankan kuatnya fundamental ekonomi Indonesia yang ditunjukkan dengan proyeksi kuatnya tingkat pertumbuhan PDB pada 5,2 persen. Kemudian tingkat inflasi yang stabil pada 3,4 persen di 2018. 

Dia pun menyatakan defisit transaksi berjalan sekitar 2,5 persen masih terkelola. Pemerintah juga berkomitmen untuk menjaga defisit fiskal pada sekitar 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) patut diapresiasi. Selain itu, cadangan devisa tetap dijaga pada tingkat yang cukup dan Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi di pemerintahan ini.

"Depresiasi baru-baru ini terhadap rupiah adalah karena dorongan spekulasi, karena posisi makroekonomi Indonesia secara keseluruhan masih kuat," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (12/10/2018).

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 


Selanjutnya

Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Sebelumnya pada Senin, 8 Oktober 2018, ADB telah menyetujui hibah darurat senilai USD 3 juta yang berasal dari Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik (Asia Pacific Disaster Response Fund) ADB untuk mendukung upaya pemberian bantuan dengan segera di Sulawesi Tengah.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Nakao menegaskan dukungan ADB terhadap Indonesia melalui pinjaman proyek di berbagai sektor termasuk energi, pengembangan keterampilan, irigasi, dan pengembangan kawasan perbatasan, serta pinjaman berbasis kebijakan dengan matriks kebijakan untuk mendukung manajemen sektor publik dan iklim investasi. 

Selain pinjaman pada pemerintah, operasi sektor swasta ADB menyediakan pinjaman pada proyek-proyek sektor swasta yang strategis termasuk energi panas bumi.

ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sambil melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya