Bank Mega Gelontorkan Rp 12,3 Triliun untuk Tol Pekanbaru-Dumai

Kerjasama dengan Hutama Karya merupakan strategi Bank Mega untuk fokus menyalurkan pembiayaan pada perusahaan dengan reputasi baik.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Okt 2018, 20:20 WIB
Presiden Joko Widodo memantau pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru, Sumatra Barat, Jumat , (9/2). Jalan tol ini diperkirakan akan memberi dampak positif terhadap perekonomian Sumatra Barat dan sekitarnya. (Liputan6.com/Pool/Biro Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mega Tbk memberikan fasilitas kredit kepada PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp 12,3 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun jalan tol Trans Sumatera Ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, pemberian fasilitas kredit tersebut diberikan secara integrated dengan 3 term loan yaitu pinjaman untuk pembangunan jalan, pinjaman berupa Interest During Construction (IDC) dan Cash Deficiency Support (CDS) dengan total sekitar Rp 12,25 triliun.

Adapun jangka waktu pembiayaan untuk term loan 1 dan 2 selama 15 tahun, sementara untuk Cash Deficiency Support (CDS) hingga 20 tahun.

“Pembiayaan Proyek Tol Trans Sumatera Ruas Pekanbaru-Dumai secara bilateral dari Bank Mega kepada Hutama Karya merupakan wujud nyata dukungan dan kontribusi terhadap pemerintah terutama dalam hal program percepatan sarana infrastruktur yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional," ujar dia di Bali, Jumat (12/10/2018).

Menurut Kostaman, kerjasama dengan Hutama Karya ini merupakan strategi Bank Mega untuk fokus menyalurkan pembiayaan pada bidang atau perusahaan dengan reputasi yang baik.

"Dan juga memberikan manfaat yang besar di masyarakat serta berperan aktif dalam pengembangan di berbagai bidang," tandas dia.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


4 Perjanjian Investasi Tol Ditandatangani di Pertemuan IMF-Bank Dunia

Presiden Joko Widodo memantau pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru di Jalan Padang Bypass Km. 25, Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat , (9/2). Pembangunan jalan tol ini akan tuntas pada tahun 2023. (Liputan6.com/Pool/Biro Setpres)

Pemerintah terus menunjukan keseriusan untuk berbagi risiko dalam investasi jalan tol melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Dukungan disiapkan mulai dari tahap persiapan proyek, pelelangan dan konstruksi.

Karakter investasi jalan tol yang padat modal dengan tingkat pengembalian modal yang panjang diatas 30 tahun ternyata tidak menyurutkan minat dan kepercayaan pihak investor serta perbankan. Itu dikarenakan prospek Indonesia dalam beberapa dekade ke depan dinilai positif.

Terkait hal tersebut, telah dilakukan penandatanganan sejumlah perjanjian kerjasama antara Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan Perbankan dan Lembaga Keuangan dalam acara Indonesia Investment Forum 2018 (IIF 2018) yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan IMF-WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis 11 Oktober 2018. 

Proses penandatanganan turut disaksikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, anggaran pembangunan infrastruktur di Kementerian PUPR dalam 4 tahun terakhir rata-rata Rp 105 triliun. Meski cukup besar, namun kebutuhan dan harapan masyarakat lebih besar lagi sehingga memerlukan alternatif pembiayaan lain diluar APBN, termasuk melalui skema investasi dan KPBU.

Dia menganggap, melalui pembangunan tol dengan skema KPBU, konektivitas antar wilayah akan lebih cepat tersambung dan manfaatnya lebih cepat. "Melalui KPBU InsyaAllah, proyek yang sudah dimulai akan selesai, karena tidak bergantung siklus APBN dan dapat diawasi oleh banyak pihak," ujar Menteri Basuki, seperti dikutip Jumat (12/10/2018).

Terdapat 4 perjanjian yang ditandatangani terkait investasi jalan tol. Pertama, antara PT Jasa Marga dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang menerbitkan instrumen investasi berupa Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-Dinfra) senilai USD 112 juta, yang sekaligus merupakan Dinfra BUMN pertama di Indonesia.

Kedua, PT Jasa Marga juga menerbitkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) bersama Bank Mandiri serta AIA, Taspen, Wana Artha, Allianz dan Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) senilai USD 224 juta.

Berikutnya, kredit investasi senilai USD 523 juta dan Credit Default Swap (CDS) loan USD 392 juta dari Bank Mega kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk pembangunan ruas tol Pekanbaru - Dumai.

Terakhir, asset monetization senilai USD 336 juta oleh PT Hutama Karya dengan ICBC, MUFG, Permata Bank, dan SMI. Kelima kredit sindikasi USD 684 juta dan CDS loan USD 388 juta kepada Hutama Karya dari Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga dan PT SMI.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya