Ini Kesan Menarik Kontingen Asian Para Games 2018 di Indonesia

Mulai dari volunter hingga penonton yang berpartisipasi di Asian Para Games ternyata memukau para kontingen asing.

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 14 Okt 2018, 12:00 WIB
Atlet para-atletik Indonesia, Sapto Yogo Purnomo usai laga lari nomor 100 meter T37 pria yang digelar di Stadion GBK, Jakarta, Selasa (9/10). Ini menjadi medali emas kedua Sapto di Asian Para Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Perhelatan Asian Para Games di Jakarta telah sampai pada pengujung acara. Dimulai sejak 6 Oktober 2018, Asian Para Games ditutup Sabtu (13/8/2018). Momen Asian para Games tahun ini diwarnai dengan berbagai kesan menarik.

Indonesia yang semula ditargetkan hanya meraih 16-17 emas di Asian Para Games justru melebihi batas dan masuk dalam 5 besar perolehan medali.

Disamping perjuangan para atlet yang berhasil menyabet emas, Asian Para Games ke-3 yang dilaksanakan di Indonesia membuat kesan tersendiri pada kontingen negara lain.

Dikutip dari laman resmi Asianparagames2018.id, mulai dari penonton hingga voluteer Asian Para Games 2018 ternyata memberikan keunikan tersendiri bagi banyak kontingen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


1. Pebulutangkis Korsel akan rindukan Istora Senayan

(Foto: Doc. asianparagames2018.id) Kim Jung-jun, atlet tunggal putra Korea Selatan usai meraih medali emas badminton kategori WH2 di Istora Senayan.

Kim Jung-jun, atlet pebulutangkis tunggal putra Korea Selatan berhasil meraih medali emas kategori WH2 mengaku sedih karena Asian Para Games sudah sampai di pengujung acara.

"Saya sangat sedih Asian Para Games 2018 usai. Saya suka suasana stadion ramai seperti ini. Saya akan mengingat momen ini sepanjang hidup saya,” ungkap Kim.

Ia berharap di ajang Para Games selanjutnya, suasana di stadion lain bisa mirip seperti di Istora Senayan.


2. Pelatih Tenis Meja Korea Utara terkesan dengan keramahan Indonesia

(Foto: Doc. asianparagames2018.id) Pelatih tenis meja Korea Utara, Ri Chol-ung (kanan), berpose dengan salah satu atlet dan stafnya seusai penyerahan medali Asian Para Games 2018.

Keramahtamahan orang Indonesia rupanya menjadi hal yang diingat oleh pelatih tenis meja asal Korea Utara, Ri Chol-ung. Ri mengungkapkan bahwa dirinya terkesan dengan kebaikan dan keramagan orang Indonesia.

“Di Indonesia orang-orang indonesia itu ramah sekali. Saya merasa hal itu sangat bagus sekali,” ucap Ri Chol-ung.

Selain menyatakan hal itu, ia juga berharap agar tim Korea utara dan Korea Selatan yang masuk ke dalam tim Korea Bersatu dapat tampil di Paralimpiade di Tokyo 2020 mendatang.


3. Penonton mendapat sanjungan dari atlet balap sepeda Malaysia

(Foto: Doc. asianparagames2018.id) Pebalap sepeda Malaysia, Mohamad Yusof Hafizi Shaharuddin mendapat medali perak saat ebrtanding Jakarta International Velodrome, Sabtu (13/10/2018).

Antusias penonton Indonesia di laga final balap sepeda, rupanya membuat Mohamad Yusof Hafizi Shaharuddin merasa senang. Pasalnya, atlet balap sepeda Malaysia itu gembira mendapat dukungan dari para penonton tanpa melihat negara asalnya.

“Saya senang karena rakyat Indonesia memberikan dukungan untuk semua atlet dari semua negara. Saya merasa tersanjung,” kata Shaharuddin yang merebut medali perak putra kategori disabilitas fisik C1-31 KM.


4. Volunteer mendapat terima kasih dari wartawan Jepang

Volunteer Asian Para Games 2018 mengangkat peralatan latihan atlet usai digunakan di Stadion Madya Kompleks GBK, Jakarta, Kamis (11/10). Mereka bertugas membantu kelancaran pelaksanaan Asian Para Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Volunteer Asian Para Games 2018 kali ini setidaknya mencapai lebih dari 8.000 orang. Tentu terpilih menjadi volunteer dan berpartisipasi dalam pesta olahraga terbesar se-Asia bagi penyandang disabilitas merupakan kebanggan.

Bukan hanya pengalaman, tapi momen dan pelajaran berharga juga didapatkan oleh para volunteer, termasuk Trihartanti Handayani dan Safira Nur Sayyidah.

Keduanya juga menuturkan bahwa mereka pernah ditemui oleh wartawan asal Jepang yang berterima kasih setelah merasa terbantu oleh mereka.

“Kami pernah mendapat ucapan terima kasih dari wartawan Jepang. Saat itu dia menyempatkan diri ketemu kami hanya untuk mengucapkan terima kasih. Padahal saat itu dia tidak ada liputan,” kata Trihartanti dan Syafira.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya