Liputan6.com, Jakarta PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) akan menawarkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 senilai Rp 1 triliun pada 9 dan 12 November 2018. Ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Mudharabah I BNGA senilai Rp 4 triliun yang akan diterbitkan secara bertahap.
Mengutip dari prospektus BNGA pada Minggu (14/10/2018) Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Tahap I itu terdiri atas seri A, B dan C dengan tenor masing-masing satu tahun, tiga tahun dan lima tahun.
Baca Juga
Advertisement
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Tahap I ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 November 2018. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menerbitkan pernyataan efektif pada 7 November 2018.
"Dana dari penawaran Sukuk Mudharabah Berkelanjutan BNGA Tahap I ini akan digunakan seluruhnya untuk menunjang kegiatan pembiayaan syariah,“ demikian seperti dikutip manajemen BNGA.
Selain itu, Perseroan juga akan menawarkan Obligasi Subordinasi III BNGA Tahun 2018 senilai Rp 500 miliar. Obligasi Subordinasi III BNGA ini terdiri atas seri A dengan tenor lima tahun dan seri B berjangka waktu tujuh tahun.
"Dana dari penawaran Obligasi Subordinasi III BNGA ini akan digunakan seluruhnya untuk menunjang pertumbuhan kredit serta menjaga ketahanan modal,“ pungkas manajemen BNGA.
OJK Tawarkan Skema Baru Pembiayaan Infrastruktur RI ke Investor
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menawarkan berbagai macam skema pembiayaan baru dalam berinvestasi di sektor infrastruktur di Indonesia ke ratusan investor. Sektor infrastruktur saat ini menjadi peluang bagus bagi para investor karena pemerintah tengah fokus dalam hal ini.
Ratusan investor ini hadir dalam acara 'Indonesia Investment Forum 2018' yang merupakan bagian dari rangkaian acara pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Hotel Conrad, Tanjung Benoa, Bali.
Baca Juga
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, OJK saat ini terus berinovasi dalam mendukung percepatan pembangunan di Indonesia, terutama inovasi dalam model pembiayaan.
"OJK berkomutmen untuk memainkan peran penting dalam pembiayaan infrastruktur di Indoneska. Untuk itu kita terus inovatif dan kreatif menciptakan instrumen baru untuk membiayai proyek infrastruktur di Indonesia," kata Wimboh di Tanjung Benoa, Bali, Selasa (9/10/2018).
Wimboh membuktikan komitmennya untuk terus berinovasi ini menghasilak beberapa model pembiayaan baru bagi proyek infrastruktur seperti Sukuk, Green Bond, Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Dinfra) dan lain sebagainya.
Dengan berbagai macam model pembiayaan bagi para investor ini, diyakini juga bisa memberikan ketahanan ekonomi Indonesia dalam berbagai sentimen luar negeri. Dengan demikian para investor juga bisa menanamkan modalnya dalam jangka panjang.
"Jadi investor punya banyak pilihan instrumen untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tidak hanya sektor swasta tapi juga ritel supaya bisa sustain," tegas Wimboh.
"Proyek infrastruktur yang berkembang saat ini sangat erat kaitannya dengan pembiayaan. Saya percaya dari Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan lainnya memiliki peran kunci untuk memastikan obyektivitas dari pembangunan infrastruktur kita bisa trcapai," Wimboh mengakhiri.
Advertisement