Raksasa hingga Aura Kegelapan, Ini 7 Legenda Unik tentang Gempa di Seluruh Dunia

Di berbagai belahan dunia, penyebab gempa diasosiasikan dengan mitos-mitos yang kerap terdengar unik dan rumit secara bersamaan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Okt 2018, 20:40 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika membandingkan dengan pemahaman modern terhadap alasan mengapa Bumi bergerak, maka mitos yang diyakini sebagai penyebab gempa, dapat terdengar lucu sekaligus rumit.

Namun jika dilihat dari sudut pandang sosio-kultural, mitos tentang gempa setidaknya pernah berperan untuk memahami fenomena alam kuat yang dapat mempengaruhi masyarakat di masa lampau.

Dikutip dari Uraha.de pada Minggu (14/10/2018), mitos-mitos tersebut berevolusi selama ribuan tahun dalam berbagai budaya, dan telah diwariskan dari generasi ke generasi sebagai upaya untuk menjelaskan gempa Bumi, sebelum kita memiliki sains.

Banyak dari deretan mitos lokal itu menghadirkan fitur-fitur budaya setempat, yang memggambarkan bagaimana pengamatan manusia terhadap lingkungan terus berkembang.

Atas dasar karakteristik dari beberapa fitur budaya yang telah diamati sekian lama, masyarakat kuno menjadikannya sebagai alat untuk menggambarkan pemahanan terhadap deretan fenomena alam, termasuk gempa.

Berikut adalah tujuh mitos yang dipercaya masyarakat kuno tentang penyebab terjadinya gempa.

 

Simak video pilihan berikut: 


1. Mitologi Yunani - Sebagian Besar Wilayah Eropa

Bapak filsuf modern dari masa Yunani Kuno. (Sumber Jastrow/WikiMedia Commons)

Hingga masa kejayaan Romawi Kuno, masyarakat Eropa banyak yang mempercayai gempa sebagai apa yang digambarkan oleh filsuf klasik Aristoteles. Dalam salah satu karyanya, sang pujangga menggambarkan gempa yang ia rasakan sebagai bocornya kekuatan angin dan liar dari perangkap gua bawah tanah. Ketika mereka berusaha keluar ke permukaan, di situlah gempa terjadi.


2. Hubungan Suami Istri Raksasa yang Kompleks - Afrika Barat

Ilustrasi cinta sejati (pixabay.com)

Dalam peradababan masyarakat Afrika Barat di masa lampau, Bumi dianggap sebagai piringan datar yang dipegang oleh sebuah gunung besar di barat, dan oleh raksasa di sisi timur.

Adapun istri sang raksasa bertuags mengangkat langit. Bumi bergetar ketika pihak wanita enggan memberikan langit cerah karena marah pada suaminya. Pihak pria melepaskan pegangannya, yang membuat tanah bergejolak karena tdiak seimbang.


3. Tinggal di Kulit Kepala Raksasa - Afrika Barat

Gaya klasik pun cenderung menjadikan rambut mudah diatur dan cocok untuk segala kegiatan. (Liputan6.com/Pool/Chief Barbershop)

Masih di lokasi yang sama, ada sebagian masyarakat setempat menyebut tanah dan tanaman tempat mereka berpijak adalah kepala seorang raksasa, lengkap beserta rambut. Adapun manusia dan hewan adalah serangga yang merayap di atas kulit kepala.

Raksasa ini biasanya duduk dan menghadap ke timur, tetapi sesekali dia berbalik ke barat dan kemudian kembali ke timur, dengan sentakan yang dirasakan sebagai gempa bumi.


4. Sapi Patuh yang Kelelahan - Afrika Timur

Ilustrasi Sapi Biru Belgia (iStockPhoto)

Di wilayah ini, muncul keyakinan luas di masa lampau, bahwa gempa terjadi akibat pengaruh gerakan sapi penyeimbang Bumi. Diyakini bahwa Bumi adalah bidang datar yang ditandu oleh tanuk dan badan banyak sapi peliharaan dewa. Uniknya, mamalia tersebut digambarkan menjaga keseimbangan di atas punggung ikan raksasa yang mengarungi lautan semesta.

Akan tetapi, terkadang berat Bumi membuat leher dan tubuh sapi sakit, sehingga butuh sedikit peregangan untuk meredakannya. Ketika sakitnya menjadi memburuk, sapi melemparkan Bumi ke tanduk yang lain. Gerakan inilah yang menyebabkan gempa.


5. Kompleksitas Hewan Pemikul Bumi - India

Petugas hutan menaiki gajah saat akan pergi menghitung jumlah populasi bercula satu di Suaka Margasatwa Pobitora di negara bagian Assam, India (18/3). (AP Photo / Anupam Nath)

Di India, sebuah legenda gempa menyebut Bumi adalah sebuah ekosistem yang ditandu oleh empat ekor gajah suci. Mereka berdiri di belakang kura-kura yang menjadi pemandu dalam mengarungi alam semesta.

Tidak hanya sampai di situ, kura-kura ini berdiri di atas gerakan mealata ular kobra. Semuanya berkoordinasi membentuk gerakan selaras, dan apabila salah satunya bergerak di luar sinkronisasi, maka gempa bisa terjadi.


6. Legenda Lele Raksasa - Jepang

Ilustrasi lele monster (AP)

Masyarakat Jepang kuno meyakini bahwa ada ikan lele raksasa hidup di bawah laut, di mana gerakannya dapat memengaruhi kehidupan manusia. Disebut sebagai Namazu, hewan mitos ini mengangkut pulau-pulau Jepang di atas punggungnya, yang berarti setiap gerakan liarnya dapat memicu tanah bergetar.

Karena lele raksasa ini merupakan hewan buas yang berhasil dijinakkan oleh dewa-dewa, maka penjagaannya harus diperhatikan dengan seksama. Hanya Dewa Kashima yang bisa menjinakkannya dengan batu magis berukuran besar. Jika sedikit saja lepas dari kontrol, gerakan Namazu dapat memicu gempa dahsyat di permukaan Bumi.


7. Penjara Kekuatan Gelap - Meksiko

Bendera Meksiko (AP/Marco Ugarte)

Hingga saat ini, sosok El Diablo masih terus dianggap sebagai gambaran kekuatan gelap yang merusak tatanan kehidupan masyarakat Meksiko. Dalam kepercayaan budaya Indian, iblis ini dikurung di bawah tanah.

Namun, krena niatnya yang ingin mencelakai Bumi beserta isinya, maka ia terus berusaha mencari celah untuk keluar. Ketika gempa terjadi, hal itu menandakan bahwa El Diablo hampir bisa keluar ke permukaan.

Ketika gempa telah reda, maka para dewa diyakini telah menutup celah yang akan digunakan El Diablo untuk keluar. Sang sosok kegelapan pun akhirnya kembali terperangkap di dalam Bumi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya