Korban Gempa Palu Mulai Tinggalkan Pengungsian dan Kembali Benahi Rumah

Banyak pengungsi korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mulai kembali membenahi rumah mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2018, 18:50 WIB
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pengungsi korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mulai kembali membenahi rumah mereka. Rumah-rumah itu ditinggalkan warga saat terjadi bencana alam pada 28 September 2018.

Pantauan di lokasi, Minggu (14/10/2018), warga di bilangan Jalan Kancil dan Lembu pulang ke rumah mereka setelah selama beberapa hari tinggal di lokasi pengungsian. Salah seorang warga Jalan Kancil, Sri mengaku sudah dua hari tidur di rumah setelah sempat mengungsi ke salah satu titik pengungsian di Kelurahan Tatura Selatan.

Ia mengatakan, di rumahnya ada tiga keluarga, sedangkan saat gempa bumi semuanya lari mengungsi ke tempat yang aman. Pertama kali mengungsi ke Bandara Mutiara Palu selama tiga malam, lalu pindah mengungsi ke Asrama 711 Raksatama Palu.

"Kebetulan, kami tinggal di belakang asrama itu," kata dia.

Selama dua hari terakhir ini, kata ibu enam anak itu, mereka semua telah kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa. Anak-anak jualan nasi kuning untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kebetulan, kata dia, rumahnya yang hanya berdinding papan, tidak mengalami kerusakan saat gempa bumi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Distribusi Logistik Lancar

Hal senada juga disampaikan Martha Bubun. Ibu rumah tangga yang berdomisili di Jalan Lorong Honda Jaya itu, mengatakan sempat mengungsi beberapa hari, namun sekarang sudah kembali ke rumah.

"Saya dan keluarga hanya mengungsi dekat dengan rumah. Sudah tiga hari ini tidur di rumah, meski masih ada gempa," ujar Martha seperti dilansir Antara.

Dia juga mengatakan, distribusi logistik ke posko-posko pengungsi cukup lancar sehingga warga yang mengungsi tidak sampai kekurangan makanan. Perhatian pemerintah terhadap korban gempa bumi dan tsunami, baik di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, serta Sigi relatif cepat.

Ia mengakui pada hari pertama setelah gempa, 28 September 2018, bantuan logistik belum mengalir, tetapi hari ketiga bantuan sudah mulai berdatangan di lokasi-lokasi pengungsian, termasuk mereka yang tinggal hanya di tenda-tenda yang dibangun sendiri.

Namun, hingga saat ini masih lebih banyak warga yang mengungsi dalam wilayah Kota Palu maupun keluar daerah, termasuk ada yang mengungsi ke Makassar, Gorontalo, Manado, Balikpapan, Jawa, Jakarta, dan tempat lainnya yang belum kembali.

Kemungkinan besar mereka belum kembali karena selain trauma, juga masih ada gempa susulan yang terjadi, tetapi skalanya kecil.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya