Liputan6.com, Yogyakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menyambangi budayawan Emha Ainun Nadjib di Rumah Maiyah, Yogyakarta, Minggu (14/10/2018).
Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Cak Nun itu sempat mendoakan langkah Ma’ruf yang menetapkan maju menjadi pendamoing Jokowi di Pipres 2019 mendatang.
Advertisement
"Mari Beliau kita doakan. Mudah-mudahan Allah memberikan jalan yang terbaik bagi Beliau," kata Cak Nun.
Dia juga memohon agar ikhtiar Kiai Ma'ruf, jika memang untuk kebaikan, bisa dimudahkan jalannya. "Kalau tidak baik, Engkau tidak berikan. Kalau terbaik, Engkau berikan," kata Cak Nun.
Bukan hanya Cak Nun yang sempat memberikan doa dan masukan untuk Ma'ruf Amin. Putranya, Sabrang Mowo Damar Panuluh atau dikenal dengan Noe Letto, juga membicarakan apa yang dirasakan generasi muda dan milenial dewasa ini.
Salah satunya potensi perpecahan dan konflik akibat berbagai rumor yang masif di media sosial. "Saya sebagai anak muda, mengalami kebingungan di ruang media sosial, perpecahan sangat kelihatan," jelas Noe.
Dia mengungkapkan, salah satu pemicunya, karena para pengguna media sosial selalu kesulitan untuk menemukan sumber informasi utama. Kebanyakan mengkonsumsi rumor yang disebar dan dibalas dengan rumor lainnya.
"Jangan mudah menyalahkan orang lain. Namun, berilah kepada rakyat supaya melihat segala sesuatu dengan jernih dengan sumber-sumber primer," kata Noe.
Dia lalu memberi contoh, bila ada keributan soal pangan di media sosial, sebaiknya menteri yang langsung berkaitan langsung menjawab dan menjelaskan kondisi sebenarnya, sehingga tak ada ruang untuk rumor.
"Kalau ada sumber primer langsung, orang tak mudah diombang-ambingkan desas-desus. Kalau isu ini tak di-manage dengan benar, yang ada hanya desas-desus," kata dia.
Intinya, dia mengusulkan agar pemerintah dan negara harusnya memberi ruang wadah yang benar bagi masyarakat.
"Sehingga diskusi bisa benar dan sumbernya benar, jauh dari rumor," imbuhnya.
Seruan Moral Tidak Cukup
Kiai Ma'ruf Amin langsung tertarik dengan ide-ide itu. Dia sempat meminta tolong supaya ide itu disempurnakan dan disampaikan secara lengkap lewat tulisan, sehingga bisa dipelajari.
Dia juga mengakui bahwa kondisi di media sosial saat ini sangat memprihatinkan. Padahal, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa tentang bagaimana bermuamalah dalam media sosial.
Diakuinya juga, seruan moral demikian tak cukup. Selain pedoman demikian, harus ada edukasi lebih lanjut dari pemerintah, tokoh masyarakat, dan ulama. "Nah, bila tak bisa diedukasi, ada law enforcement," kata Kiai Ma'ruf.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement