Satgas Bencana DKI Bantu Ibu Hamil Korban Gempa dan Tsunami Palu Cek USG

Tim medis langsung mendatangi para ibu hamil di pengungsian agar pelayanan bisa maksimal.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 15 Okt 2018, 10:16 WIB
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Palu - Satgas Bencana DKI Jakarta menurunkan 13 anggota tim medis gelombang kedua ke wilayah terdampak bencana gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Salah satu tugas mereka adalah memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan cek USG.

Salah satu perawat, Nyoman, menyampaikan tim medis langsung mendatangi para ibu hamil di pengungsian agar pelayanan bisa maksimal.

"Kita jemput bola karena dapat laporan dari masyarakat banyak ibu hamil yang ingin periksa kandungan pasca-gempa. Sedangkan untuk pasien patah tulang, kita bawa operasi langsung ke RS Madani di Mamboro," tutur Nyoman di Posko Pengungsian Masjid Agung Darussalam, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (15/10/2018).

Meski begitu, penggunaan mesin USG memerlukan bantuan listrik dari masyarakat setempat. Untuk itu, saat tiba di pengungsian, petugas akan berkoordinasi untuk mendapat penyediaan genset.

"Sejauh ini sudah ada enam pasien ibu hamil yang kita cek. Rata-rata usia kandungan 1 hingga 7 bulan," jelas dia.

 


Khawatir Biaya Pemeriksaan

Satgas Bencana DKI Jakarta menurunkan 13 anggota tim medis gelombang kedua ke wilayah terdampak bencana gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Menurut Nyoman, para ibu hamil sangat khawatir dengan biaya pemeriksaan dan pengobatan di rumah sakit. Sementara mereka masih dalam kondisi kesulitan akibat bencana yang dialami.

"Kita cek dulu, butuh tindakan operasi atau tidak. Jika iya, kita langsung bawa ke RS Madani. Tapi jika tidak cukup penanganan di posko layanan kesehatan," Nyoman menandaskan.

Sejauh ini, tim medis gelombang kedua dari DKI Jakarta telah menangani 150 pasien. 70 persen di antaranya menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya