Liputan6.com, Motegi - MotoGP 2017 dan 2018 jadi periode terburuk bagi Yamaha. Tak hanya gagal bersaing, sekadar tampil konsisten saja mereka tak mampu. Kebetulan, periode buruk itu datang setelah Yamaha ditinggal Jorge Lorenzo.
Sejak MotoGP 2017, Yamaha seakan berada di balik bayang-bayang Honda dan Ducati. Tim Garpu Tala hanya bisa menyaksikan pertarungan Honda dan Ducati dalam perebutan juara dunia. Dan situsasi itu masih bertahan hingga musim ini.
Baca Juga
Advertisement
Sudah setahun lebih Yamaha tak meraih podium juara MotoGP. Tercatat, kemenangan terakhir Yamaha dipersembahkan Valentino Rossi pada MotoGP Belanda, 25 Juni 2017. Hingga musim 2018 tinggal menyisakan empat balapan, belum terlihat tanda-tanda kebangkitan dari tim Iwata tersebut.
Lorenzo yang kini memperkuat Ducati pun ikut berkomentar soal keterpurukan Yamaha. Ia menilai kondisi itu tak lepas dari kesalahan yang dilakukan Yamaha. Bukannya mendekati Honda, mereka justru berjalan mundur.
"Kami semua memiliki masalah. Kami memiliki masalah karena telah membuat kesalahan. Kami ingin lebih dekat dengan (Marc) Marquez untuk memperjuangkan gelar. Suzuki dan Yamaha juga membuat kesalahan. Dalam kasus mereka, saya pikir itu tergantung pada lintasan. Di beberapa lintasan, M1 kuat, sedangkan yang lain tidak," ujar Lorenzo, dikutip Tuttomotoriweb.
Bela Vinales
"Baik (Maverick) Vinales dan Rossi adalah dua pembalap hebat. Tapi saya tak merasa menyesal karena kita semua di sini untuk menang. Maverick memenangkan dua balapan pertama dan Yamaha memberinya perhatian. Valentino juga salah. Saya tak tahu apa terjadi di paddock, tapi saya percaya Yamaha selalu mengevaluasi dan mempertimbangkan pendapat para pembalap," Lorenzo melanjutkan.
Di sisi lain, banyak yang menilai bahwa Vinales yang direkrut sebagai pengganti Lorenzo tak mampu memberikan kontribusi. Padahal, pengembangan motor juga tergantung pada perasaan yang didapat para pembalapnya. Dalam hal ini, Vinales belum memperlihatkannya.
"Anda tak bisa mengkritik Maverick atau mengatakan bahwa ia lemah pada level psikologis. Kita berbicara soal seorang pembalap yang memenangkan dua balapan tahun lalu dan memiliki pramusim hebat. Pada saat itu, semua orang berbicara luar biasa tentangnya," kata Lorenzo.
Advertisement