Trauma Berat, Warga Sindue Donggala Belum Berani Beraktivitas

Warga Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, belum berani kembali ke lokasi pemukiman untuk melihat kondisi rumah mereka yang diterjang tsunami.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 16 Okt 2018, 09:09 WIB
Suasana tenda pengungsi korban gempa dan tsunami Palu di lapangan Masjid Agung Daru Salam, Palu, Sulteng, Jumat (5/10). Pemerintah akan membangun barak pengungsian bagi korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sigi dan Donggala. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Donggala - Korban gempa sekaligus tsunami di Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, belum beraktivitas karena masih mengalami trauma berat.

"Warga di sini masih trauma berat. Belum ada aktivitas seperti biasa sebelum gempa dan tsunami," ujar salah seorang korban gempa dan tsunami Desa Lero, Kecamatan Sindue, Mohammad Hamdin, seperti dilansir Antara, Senin (15/10/2018).

Sampai saat ini, warga belum berani kembali ke lokasi permukiman untuk melihat kondisi rumah mereka yang diterjang tsunami.

Hamdin mengatakan, sekitar 1.200 jiwa atau lebih dari 300 kepala keluarga (KK) dari berbagai desa di Kecamatan Sindue mengungsi di lapangan Sanggola Dusun 01 Pompaya Desa Lero, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.

"Ribuan KK, pascagempa dan tsunami tidak memiliki tempat tinggal," ucapnya.

Saat gempa dan tsunami menerjang Kecamatan Sindue, ujar Hamdin, seluruh rumah warga yang terletak di pesisir pantai, disapu bersih gelombang pasang tersebut.

"Ribuan KK tidak memiliki tempat tinggal. Mereka hanya berharap bantuan dari pemerintah," kata Hamdin.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: 


Bertahan di Tenda Pengungsian

OT Peduli kirimkan bantuan untuk korban gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah (foto: dok.OTPeduli)

Sampai saat ini, menurut Hamdin, warga Kecamatan Sindue masih bertahan di tenda-tenda lokasi pengungsian. Belum ada yang beraktivitas menggarap lahan pertanian atau buruh bangunan serta nelayan.

"Semua masih trauma. Warga saat ini hanya berpikir bagaimana bisa memiliki tempat tinggal sementara," ucap Hamdin.

Dia mengakui, informasi mengenai relokasi atau pembangunan barak untuk pengungsian terpadu juga belum dilakukan oleh pemerintah.

"Jangan relokasi. Kabar mengenai pembangunan lokasi pengungsian terpadu saja belum ada tanda-tanda," tandas Hamdin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya