Miliarder Tahir Ajak Pengusaha Bawa Pulang Dolar dari Singapura ke Indonesia

Dato Sri Tahir, salah satu konglomerat di Indonesia, menjual dolar AS dan Singapura senilai Rp 2 triliun.

oleh Merdeka.com diperbarui 15 Okt 2018, 13:45 WIB
Petugas melayani nasabah di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Dato Sri Tahir, salah satu konglomerat di Indonesia, menjual dolar AS dan Singapura milik pribadinya masing-masing sebanyak USD 93 juta dan USS 55 juta--setara lebih dari Rp 2 triliun--pada Senin (15/10/2018).

Langkah tersebut merupakan upaya untuk membantu nilai tukar rupiah yang saat ini melemah terhadap dolar AS. Tahir berharap aksi pelepasan dolar AS dan Singapura milik pribadi itu akan diikuti oleh pengusaha-pengusaha lain yang selama ini lebih memilih menyimpannya di luar negeri, terutama di Singapura.

Dia mengungkapkan, dolar yang hari ini ditukar juga merupakan simpanan pribadinya di salah satu bank di Singapura.

"Pengusaha lain dan kita yakin pasti banyak pengusaha yang punya uang di Singapura," kata Tahir saat ditemui usai melakukan penukaran dolar di Gedung BI, Jakarta Pusat, Senin pekan ini.

Dia mengimbau para pengusaha untuk membawa pulang kekayaannya yang diparkir di luar negeri dan meyakinkan ekonomi Indonesia aman, sehingga tidak perlu menyimpan aset di luar.

"Tidak perlu khawatir dengan ekonomi Indonesia. Itu pujian juga bukan dari saya. tapi dari IMF," ujar dia.

Dia optimistis, jika semua pengusaha mau menukar dolar yang dimilikinya ke dalam rupiah, maka akan membantu penguatan nilai tukar rupiah di pasar. "Sangat bisa kalau semua pengusaha mau bersatu, pasti bisa (menguatkan rupiah)," kata dia.

Bos Bank Mayapada ini menjelaskan, ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi sehat dan jauh dari bahaya ancaman krisis seperti tahun 1998 atau 2008 silam.

"Kita sebagai bankir saya tidak menemukan ada rush nasabah beli dolar, jadi ada situasi lain sama sekali 1997 dan 1998 ya jadi tidak ada rush orang deposito rupiah di dolar tidak ada di bank kita, dan saya yakin di bank lain juga tidak ada," ujar dia.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif pada Senin,15 Oktober 2018. Rupiah dibuka di level Rp 15.230 per USD atau melemah tipis dibandingkan penutupan minggu lalu di level Rp 15.197 per USD.

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah sempat menguat usai pembukaan di level Rp 15.225. Namun kembali melemah, dan saat ini rupiah berada di level 15.250 per dolar AS.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 


Orang Terkaya RI Tahir Tukar Dolar AS dan Singapura Senilai Rp 2 Triliun

Dato Sri Tahir, pendiri Mayapada Group. (Septian Deny/Liputan6.com)

Sebelumnya, salah satu orang terkaya di dunia, Dato Sri Tahir, melaporkan langkah yang dilakukannya menukarkan dolar Amerika Serikat (AS) kepada Gubernur Bank Indonesia (BI). Jumlah uang yang ditukar sebanyak USD 93 juta+55 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 2 triliun.

"Jadi kita berikan bukti pada Pak Gubernur bahwa minggu lalu total kita mengantikan USD 93 juta+ 55 juta dolar Singapura. Ini setara Rp 2 triliun lebih sedikit," ujar dia Gedung BI, Jakarta, Senin15 Oktober 2018.

Pemilik Mayapada Grup ini menyatakan, dolar yang ditukarkannya merupakan milik pribadi, bukan ‎milik perusahaan. 

"Ini pribadi. Dipindahkan dari Singapura, termasuk dari konfidensial bank. (Baru sekarang?) tidak ada yang terlambat," ungkap dia.

Menurut Tahir, uang yang ditukarkan tersebut akan masuk setorkan kepada Bank Mayapada untuk memperkuat permodalannya. Selain itu, dirinya tidak berniat untuk menginvestasikan dananya tersebut ke instrumen lain seperti saham.

‎"Uangnya kita setorkan untuk Bank Mayapada, untuk memperkuat permodalan perbankan. Untuk right issue. Tidak main saham," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya