Masuk Pasar Ekspor, Arwana RI Dibanderol Rp 20 Miliar per Ekor

Jenis ikan hias yang banyak diekspor Indonesia antara lain Arwana, Louhan dan Koi.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Okt 2018, 17:14 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah dinilai menjadi momentum yang tepat untuk mendorong ekspor komoditas ikan hias. Salah satunya, ikan jenis Arwana yang mempunyai nilai jual tinggi.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi mengatakan, nilai ekspor ikan hias Indonesia memang mengalami peningkatan tiap tahun. Hingga akhir tahun ini ditargetkan ekspor ikan hias nasional mencapai USD 30 juta.

"Ekspor ikan hias terus tumbuh, sejak 2014 itu USD 17 juta, di 2017 sudah USD 27 juta. Di 2018 sampai Agustus USD 21 juta. Memang market-nya di dunia tidak besar, hanya sekitar USD 300 juta. Akhir tahun ini kalau bisa sampai USD 30 juta sudah bagus," ujar dia di Jakarta, Senin (15/10/2018).

Jenis ikan hias yang banyak diekspor Indonesia antara lain Arwana, Louhan dan Koi. Tujuan ekspornya antara lain China, Jepang, Singapura dan Amerika Serikat.

"Koi produksi dalam negeri ini sangat potensial, dibandingkan negara asalnya yaitu Jepang. Dari sisi nilai ini Arwana, porsinya sekitar 30 persen. Karena nilainya saja ada yang sampai Rp 20 miliar untuk 1 ekor," kata dia.

Meski demikian, lanjut Rifky, secara nilai, ekspor Indonesia masih kalah dengan Singapura. Padahal, ikan hias yang dijual Negeri Singa tersebut berasal dari Indonesia.

"Kompetitor kita Singapura. Tapi ikannya dari Indonesia juga.‎ Secara volume kita tertinggi, tapi kita berusaha juga bagaimana secara velue kita juga nomor 1. Harapan saya low velue bukan untuk ekspor tetapi untuk pasar domestik karena market kita juga besar," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Memperkiat Merek RI

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai tren yang terjadi pada capaian ekspor-impor 2018 masih tergolong sehat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Agar secara nilai, Indonesia bisa menjadi negara terbesar pengekspor ikan hias di dunia, maka KKP akan memperkuat merek Indonesia untuk komoditas tersebut. Dengan demikian, negara lain tahu jika ikan yang diimpornya berasal dari Indonesia.

"Dari pada ke Singapura, mending langsung ke sumbernya, Indonesia. Di sini begitu banyak pilihan. Di situ kita perkuat branding-nya," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya