Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat kini dapat mengecek apakah kediamannya ada di wilayah bencana alam atau tidak. Masyarakat cukup klik situs Magma Indonesia yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.
Penggunaan situs ini pun cukup mudah. Masyarakat bisa meng-klik ikon bulat berwarna putih yang bertuliskan huruf 'i' yang terletak di masing-masing ibu kota provinsi sesuai dengan domisilinya.
Advertisement
Setelah di-klik, ikon itu akan memberi informasi di antaranya: ibukota provinsi, posisi geografis pemerintah daerah, luas wilayah, jumlah penduduk dan potensi sumber bencana geologi (gunung api, gempa bumi, tsunami & gerakan tanah). Masyarakat juga bisa mengunduh peta kawasan, yang terdiri dari Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, Peta Kawasan Rawan Bencana Tsunami, Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah, dan Peta Potensi Gerakan Tanah Bulanan.
Selain itu, situs ini juga menyediakan beberapa ikon lainnya, seperti ikon gunung dengan warna yang berbeda-beda untuk menunjukkan status aktivitas gunung berapi, ikon longsongan tanah yang berisi laporan tanggapan tanah di suatu wilayah, dan ikon lingkaran yang berisi informasi catatan terjadinya gempa bumi. Seluruh menu dan ikon yang ada di situs itu dijelaskan dalam menu legenda.
Masyarakat juga dapat menyaring ikon mana yang mau dilihat dengan mengklik ikon lapisan di ujung kanan atas di bawah menu. Dalam menu tersebut terdapat pilihan ESRI_WorldImagery (menampilkan peta dengan warna sesuai aslinya), ESRI_WorldBoundariesAndPlaces (menampilkan batasan dan nama wilayah), Kebencanaan Provinsi (menampilkan ikon ibukota provinsi), Gempa Bumi (dengan tanggapan), Gempa Bumi (Tanpa Tanggapan), Gunung Api Level I (Normal), Gunung Api Level II (Waspada), Gunung Api Level III (Siaga), Gunung Api Level IV (Awas), dan Kejadian Gerakan Tanah (Longsor).
Data yang ada di situs ini dimutakhirkan secara berkala. Data-data ini bersumber dari beberapa badan, di antaranya:
Peta:
1. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (Peta Kerawanan/Kerentanan)
2. ESRI Arcgisonline Mapserver (Peta Dasar)Visualisasi Peta di Web MAGMA Indonesia diotomatisasi menggunakan Python-Folium.
Gunungapi:
1. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (Data Dasar dan Data Pengamatan Rutin)
2. Smithsonian Institution, Global Volcanism Program (Data Dasar).
Gempabumi dan Tsunami:
1. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (Data Dasar dan Laporan Tanggapan)
2. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (Pusat Sumber Gempa)
3. The Global Centroid Moment Tensor (Solusi Mekanisme Gempa).
Gerakan Tanah:
1. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (Data Dasar dan Laporan Tanggapan/Pemeriksaan).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dikembangkan Sejak 2015
Sistem ini sendiri sudah dibangun dan dikembangkan secara mandiri oleh PNS PVMBG sejak 2015 dengan menggunakan teknologi terkini berbasis open-source. Prinsip utama MAGMA Indonesia adalah mengubah data menjadi informasi dan rekomendasi yang mudah dipahami oleh masyarakat umum. Salah satunya dengan menyosialisasikan ke masyarakat Indonesia.
"Sosialisasi sudah dilakukan baik melalui media maupun saat kita terjun ke lapangan. Sosialisasi juga masih terus kita lakukan," ujar Kepala Subbidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur PVMBG-Badan Geologi Kementerian ESDM Devy Kamil Syahbana saat dihubungi Liputan6.com, Senin (15/10/2018).
MAGMA Indonesia berharap seluruh informasi kebencanaan geologi nantinya dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah melalui satu jendela (single-window) sebagai manifestasi hadirnya negara secara aktif di tengah-tengah masyarakat dalam upaya mitigasi bencana geologi di Indonesia.
Situs MAGMA Indonesia ini dapat diakses melalui web dan aplikasi mobile. Pantauan Liputan6.com, pengunjung situs menembus lebih dari 3 juta orang dalam 7 hari terakhir. Sementara itu, per 15 Oktober 2018 aplikasi MAGMA Indonesia sudah diunduh oleh lebih dari 50 ribu orang pengguna android.
Reporter: Melissa Octavianti
Advertisement