Liputan6.com, Jakarta - Dato Tahir, pemilik Mayapada Group, akan mendonasikan Rp 20 miliar via Tahir Foundation kepada UNRWA, badan PBB untuk Pengungsi Palestina. Pengumuman komitmen itu diafirmasi langsung oleh pihak Kemlu RI, KBRI Yordania, dan perwakilan UNRWA, di Jakarta, Senin (15/10/2018).
"Kami sangat berterima kasih atas langkah tersebut. Apalagi, sumbangan ini diberikan saat kami tengah mengalami defisit dana setelah Presiden Donald Trump menghentikan pendanaan Amerika Serikat terhadap UNRWA," Abdi Aynte, Direktur Perencanaan UNRWA usai mendengar langsung komitmen yang disampaikan Tahir, Senin (15/10/2018).
Dia menambahkan, "Kami sangat mengapresiasi pihak-pihak yang tetap melanjutkan pendanaannya kepada kami."
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Dubes RI untuk Palestina Andy Rachmianto turut mengutarakan komentar senada.
Baca Juga
Advertisement
"Sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pak Tahir dan diharapkan agar filantrofi dan organisai kemanusiaan lain di Indonesia dapat mengikuti jejaknya," kata Dubes Andy.
"Di sisi lain, pemerintah akan terus memfasilitasi para filantrofi dan organisasi kemanusiaan Indonesia, dalam hal menyalurkan bantuan kepada warga Palestina yang membutuhkan. Termasuk, penyaluran donasi kepada UNRWA," kaat dia.
Sementara itu, Dato Tahir mengatakan, "Saya berharap agar dana itu akan digunakan tepat sasaran, khususnya bagi pengungsi Palestina yang dikelola oleh UNRWA."
Pemberian donasi itu akan dilakukan dalam waktu dekat, setelah Tahir Foundation menyelesaikan proses administrasi resmi dengan pihak Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar RI untuk Yordania merangkap Palestina.
Setelah proses administrasi selesai, donasi itu akan ditransfer langsung dari Tahir Foundation kepada UNRWA, untuk kemudian disalurkan ke berbagai program yang dikelola oleh organisasi tersebut.
"Jika sudah kami terima, donasi itu akan disalurkan ke berbagai program UNRWA, meliputi kesehatan dan edukasi, ke berbagai titik pengungsi yang kami kelola di Timur Tengah," kata Abdi.
Pengayoman Guru di Wilayah Konflik Timur Tengah
UNRWA bertanggung jawab mengelola 709 sekolah dengan 21.946 orang guru yang mengajar anak didik sebanyak 515.260 orang di Tepi Barat, Gaza, Yordania, Suriah, dan Lebanon.
Khusus di Yordania, UNRWA mengelola 171 sekolah, 3 pusat pelatihan vokasional dengan 121.368 murid yang tersebar di 10 kamp pengungsi.
Organisasi itu juga memberikan layanan kesehatan bagi lebih dari 9 juta pasien Palestina di hampir 150 klinik kesehatan primer setiap tahun.
Pada akhir Agustus, Amerika Serikat (AS) mengakhiri seluruh pendanaan untuk UNRWA untuk tahun 2018. Kementerian Luar Negeri AS beralasan bahwa organisasi itu mengalami "cacat" yang tak dapat diperbaiki.
Lebih lanjut, Washington menyebut bahwa UNRWA beroperasi dengan "model bisnis yang tak akuntabel."
Tak dijelaskan berapa banyak anggaran yang dihentikan oleh AS kepada UNRWA untuk tahun ini. Namun, Washington diketahui menyumbangkan lebih dari US$ 350 juta kepada organisasi itu pada 2017.
Karena anggaran UNRWA mayoritas berasal dari donasi sukarela mandiri, langkah AS yang memutus total donasinya untuk UNRWA membuat lembaga tersebut mengalami defisit besar. Apalagi mengingat, Washington merupakan donor tunggal terbesar untuk badan PBB urusan pengungsi Palestina tersebut.
Simak video pilihan berikut:
Pemerintah dan Rakyat Indonesia Akan Terus Bantu UNRWA
Sebelumnya, Dubes Andy menegaskan bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia akan terus mendukung UNRWA di tengah krisis defisit dana operasional organisasi itu, menyusul langkah Amerika Serikat yang menghentikan pendanaannya secara total kepada UNRWA.
Dubes Andy menyampaikan komitmen itu saat mendampingi Komisaris Jenderal UNRWA (United Nations Refugee Work and Relief Agency for Palestinian Refugees) Pierre Krahenbuhl menyambangi sekolah yang dikelola UNRWA di kamp pengungsi Palestina di Amman, Yordania, pada Minggu 2 September 2018 lalu.
Kepada Krahenbuhl, Dubes Andy menyampaikan keprihatinannya. Dia menyatakan bahwa Indonesia akan turut mendukung penggalangan dana untuk membantu operasional UNRWA, baik itu melalui dukungan domestik maupun mendesak negara-negara internasional untuk memberikan perhatian yang lebih kepada UNRWA. Demikian dikutip dari rilis resmi KBRI Amman yang diterima Liputan6.com, Selasa 4 September 2018.
"Perjuangan bangsa Palestina dalam meraih kemerdekaan merupakan agenda prioritas dalam politik luar negeri Indonesia, yang akan terus didorong melalui keanggotaan Indonesia sebagai salah satu Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB)," ucap Andy kepada Krahenbuhl.
Indonesia diketahui menyumbang US$ 200 ribu untuk UNRWA pada 2018. Meski terbilang kecil jika dibandingkan dengan yang didonasikan oleh AS, nominal itu tidak termasuk bentuk bantuan langsung yang diberikan RI kepada Otoritas Palestina senilai US$ 2 juta dalam bentuk pengembangan kapasitas dalam rentang tahun 2019-2021.
Selain itu, selama 2018, bantuan Indonesia untuk UNRWA, baik yang berasal dari pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, maupun perorangan (philanthropist) telah mencapai nilai US$ 1,3 juta.
Advertisement