Liputan6.com, Jakarta - Sukses besar. Dua kata yang bisa menggambarkan penyelenggaraan pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua Bali, pada 8-14 Oktober 2018. Tak hanya mendapat pujian dunia, Indonesia juga mendapat manfaat besar dari pertemuan tersebut.
Pidato 'Game of Thrones' Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan menggemparkan dunia hingga memuncaki trending topic di lini masa Twitter dan mencuri perhatian para tokoh internasional.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali merupakan yang terbesar sepanjang sejarah. Total jumlah peserta yang terlibat dalam pertemuan tersebut mencapai 36 ribu peserta yang berasal dari 189 negara. Torehan ini hampir 2 kali lipat di atas asumsi pemerintah sebelumnya yakni 19 ribu orang.
Dari banyak orang yang telah ditemui Luhut, semua memberikan apresiasi. Kepada Luhut, Managing Director IMF Christine Lagarde menyampaikan: “Well done, semua bagus sekali di luar ekspektasi kami! Kami tidak membayangkan begitu semua rapinya, tidak ada terlambat, acara semua tepat waktu. Selamat!”
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu, lanjut Luhut, Chairman dari Standard Charterded Bank dan City Bank juga memberikan apresiasi luar biasa. Mereka bilang, “Belum pernah kami mengikuti suatu konferensi sebesar ini yang beribu-ribu kali lebih bagus daripada yang pernah kami ikuti. Indonesia sekarang sudah masuk di kelas dunia.”
Tentu saja, tak cuma pujian yang didapat. Secara langsung, pertemuan internasional ini membawa dampak positif khususnya untuk Bali.
“Dan ini berdampak jelas kepada perekonomian khususnya Bali. Pastilah dampak pertumbuhan ekonomi Bali lebih dari 6,54 persen. Ini akan menempatkan angka pertumbuhan ekonomi Bali berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional,” terang mantan Menko Polhutkam ini.
Di sektor wisata, selama Annual Meetings, pariwisata Indonesia sukses mengantongi Rp 1,1 triliun. Dimana sampai tanggal 12 Oktober 2018, telah ada 2.600 paket wisata dengan harga USD 75-2.000 per paket.
“Turis asing hampir 3.000 orang yang pergi ke berbagai tempat, ada yang ke Bali, Lombok, Mandalika, Gili Trawangan, ada juga yang pergi ke Labuan Bajo, Komodo, malah ke kampung saya juga ada ke Toba sana,” terang Luhut.
Hal ini juga diamini Gubernur Bali I Wayan Koster. Menurutnya pariwisata Bali benar-benar panen besar. Di mana Bali dikunjungi wisatawan dari 189 negara dalam satu kesempatan. Belum lagi penambahan infrastuktur yg begitu pesat bagi Bali.
“Saya monitor sekarang ini sebagian delegasi ini ada di Bangli di desa kuno di Penglipuran, ada ke Ubud, ada ke Kintamani, ada ke Tanah Lot. Jadi ke mana-mana. Jadi selain menikmati suasana pertemuan juga menikmati destinasi wisata. Ini manfaat langsungnya,” ungkap I Wayan Koster.
Chairman Bali Hotel Association, Ricky Putra, menuturkan turis asing bahkan banyak yang memperpanjang waktu menginap (extend) hanya untuk menikmati pariwisata di Bali. Para turis itu tercatat memboyong keluarga dari negaranya untuk jalan-jalan bersama.
"Tidak hanya di daerah 3 segitiga emas Bali saja seperti Benoa, Sawangan dan Nusa Dua. Tapi ke daerah-daerah lain juga, multiplier effect," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
BUMN Panen Investasi
Selain itu, dalam gelaran ini 14 BUMN juga mampu mengantongi investasi hingga USD 13,5 miliar atau setara dengan Rp 202,5 triliun (estimasi kurs Rp 15 ribu per dolar AS). Investasi tersebut untuk pengembangan proyek infrastruktur.
Menteri BUMN Rini Sumarno mengatakan, 80 persen dari total nilai investasi merupakan kerja sama berbentuk kemitraan strategis antara BUMN dan investor, sedangkan sisanya berupa investasi melalui pasar modal dan pembiayaan proyek.
Adapun rincian kerja sama investasi dan pembiayaan yang ditandatangani 15 BUMN melalui 19 transaksi adalah sebagai berikut:
1. Kemitraan strategis senilai USD 400 juta antara PT GMF AeroAsia Tbk dan Airfrance Industries serta KLM Enginering & Maintenance.
2. Kemitraan senilai USD 500 juta antara GMF AeroAsia dan China Communications Contruction Indonesia.
3. Peluncuran penawaran kerjasama strategis bandara Kualanamu oleh PT Angkasa Pura II Persero kepada investor, senilai hingga USD 500 juta.
4. Kemitraan strategis senilai USD 100 juta antara PT Pindad Persero dan Waterbury Farrel.
5. Kemitraan strategis senilai USD 320 juta antara PT Aneka Tambang Tbk dengan Ocean Energy Nickel International Pty. Ltd.
6. Kemitraan Strategis senilai USD 850 juta antara PT Inalum Persero, Antam dan Aluminium Corporation of China Limited.
7. Kerja sama senilai USD 500 juta antara PT KAI Persero, PT INKA Persero dan Progress Rail (Caterpillar Group).
8. Kerja sama senilai USD 185 juta antara PT Boma Bisma Indra Persero dan Doosan Infracore serta Equitek.
9. KIK-Dinfra senilai USD 112 juta antara PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta pernyataan efektif OJK.
10. RDPT PT Jasa Marga dan Bank Mandiri serta AIA, Taspen, Wana Artha, Allianz dan Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) senilai USD 224 juta.
11. Kerjasama investasi senilai USD 6,5 miliar antara PT Pertamina Persero dan CPC Corporation.
12. Kerjasama investasi senilai 150 juta euro antara PT PLN Persero dan KfW.
13. Kredit investasi senilai USD 523 juta dari Bank Mega kepada PT Hutama Karya Persero untuk pembangunan ruas tol Pekanbaru-Dumai.
14. Monetisasi Aset senilai USD 336 juta antara PT Hutama Karya dengan ICBC, MUFG, Permata Bank, Sarana Multi Infrastruktur.
15. Kredit Sindikasi USD 684 juta kepada Hutama Karya dari Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga dan Sarana Multi Infrastruktur.
16. Investasi senilai USD 310 juta antara Menjangan Group, ITDC dan Amorsk Group
17. Investasi senilai USD 198 juta antara PT Wijaya Karya Persero, ITDC dan Menjangan Group
18. Kerja sama pembiayaan proyek Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika antara ITDC dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) senilai USD 248 juta.
19. Kerja sama lindung nilai nilai tukar berbasis syariah senilai USD 128 juta antara Sarana Multi Infrastruktur dan Maybank.
Advertisement
Sumbangan untuk Bencana
Saat menyelenggaraan Pertemuan IMF-Bank Dunia, Indonesia tengah dilanda serangkaian musibah. Lombok dan Palu usai dilanda gempa dan sedang dalam masa pemulihan. Bantuan secara sukarela pun mengalir dari para delegasi.
Para staf maupun manajemen Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan donasi senilai Rp 2 miliar untuk penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah dan Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Bantuan tersebut diberikan langsung oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde kepada Palang Merah Indonesia (PMI) dan organisasi kemanusiaan lainnya dalam acara yang berlangsung di Lombok pada Senin lalu.
Bank Sentral Thailand (Bank of Thailand - BoT) juga menyerahkan bantuan untuk korban bencana alam di Indonesia. Bantuan tersebut merupakan sumbangan yang dikumpulkan dari pegawai BoT, sebagai bentuk simpati atas musibah yang dialami masyarakat Indonesia.
"Pengalaman tsunami di Thailand membuat kami memahami duka mendalam yang dirasakan masyarakat Indonesia saat ini," kata Gubernur BOT Santiprabhob.
Pemerintah Jepang menyampaikan komitmennya untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi Sulawesi Tengah.
"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar rebuild. Karenanya diperlukan bantuan teknis untuk membangun Palu yang baru berdasarkan masterplan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Menteri PUPR Basuki.
Donasi Kopi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mensponsori pengumpulan donasi bagi para korban bencana di Lombok Nusa Tenggara Barat serta Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Donasi ini diselenggarakan dengan menjadikan kopi sebagai medianya. Setiap kopi yang bernilai Rp 100 ribu disajikan gratis kepada seluruh peserta pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia.
"Iya, betul, dari penyelenggaraan selama satu minggu hasilnya segitu (Rp 1.092.700.000)," kata Kepala Task Force IMF-WB Annual Meeting 2018 Peter Jacobs kepada Liputan6.com.
Perolehan total dana yang sudah terkumpul, berasal dari 10.927 gelas kopi yang dikonsumsi para peserta Pertemuan IMF-Bank Dunia.
Peter Jacobs mengatakan donasi ini bukan inisiatif dari Indonesia, melainkan dari para peserta itu sendiri.
"Soal Palu negara-negara ini punya concern besar. Jadi mereka juga lihat Indonesia ini negara besar, negara yang mampu meng-handle acara sebesar ini di tengah situasi yang memang sedang banyak masalah. Gempa di Lombok dan juga gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Jadi para peserta sendiri merasa juga ada keterpanggilan untuk memberikan," kata Peter.