Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengapresiasi langkah pengusaha yang turut menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Salah satunya dengan menukarkan Dolar Amerika Serikat ke dalam rupiah seperti yang dilakukan Pemilik Mayapada Grup Dato Sri Tahir.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, pemerintah mengapresiasi segala bentuk upaya pengusaha untuk membantu menstabilkan nilai tukar rupiah.
"Pemerintah tentu mengapresiasi pelaku usaha dan investor yang tidak memiliki urgensi dalam memegang dolar untuk lebih banyak menggunakan rupiah," ujar dia di Jakarta, Senin (15/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengakui jika selama ini memang banyak perusahaan yang bahan bakunya bukan impor, tapi dari Indonesia. Perusahaan tersebut juga mendapatkan penghasilan dalam dolar dan mempunyai kredit di Indonesia dalam bentuk rupiah, bahkan di bank BUMN.
Dengan demikian, perusahaan atau pemiliknya tidak memiliki urgensi untuk memegang dolar dalam jumlah yang besar.
"Maka pemerintah senang apabila pengusaha senang bila pengusaha itu memiliki kesadaran untuk mengkonversi dolar ke rupiah. Di luar itu, kalau mereka memiliki kewajiban yang harus diselesaikan dalam bentuk dolar seperti utang kepada pihak luar negeri atau domestik dengan mara uang dolar, maka BI memfasilitasi dengan instrumen hedging, dan itu diberikan kemudahan-kemudahan oleh BI," jelas dia.
Dengan kesadaran yang dimiliki oleh para pengusaha ini, diharapkan mampu mempercepat upaya pemerintah dalam menstabilkan dan memperkuat rupiah.
"Dengan model-model seperti itu maka campuran antara kebijakan pemerintah dan kesadaran dari pengusaha akan memunculkan efektivitas kebijakan yang lebih besar untuk stabilisasi nilai tukar," tandas dia.
Orang Terkaya RI Tahir Tukar Dolar AS dan Singapura Senilai Rp 2 Triliun
Salah satu orang terkaya di Indonesia Dato Sri Tahir melaporkan langkah yang dilakukannya dengan menukarkan dolar Amerika Serikat (AS) kepada Gubernur Bank Indonesia (BI). Jumlah uang yang ditukar sebanyak USD 93 juta ditambah 55 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 2 triliun.
"Jadi kita berikan bukti pada Pak Gubernur bahwa minggu lalu total kita mengantikan USD 93 juta+ 55 juta dolar Singapura. Ini setara Rp 2 triliun lebih sedikit," ujar dia Gedung BI, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Pemilik Mayapada Grup ini menyatakan, dolar yang ditukarkannya merupakan milik pribadi, bukan milik perusahaan.
Baca Juga
"Ini pribadi. Dipindahkan dari Singapura, termasuk dari konfidensial bank. (Baru sekarang?) tidak ada yang terlambat," ungkap dia.
Menurut Tahir, uang dolar AS dan Singapura yang ditukarkan tersebut akan masuk dan setorkan kepada Bank Mayapada untuk memperkuat permodalannya. Selain itu, dirinya tidak berniat untuk menginvestasikan dananya tersebut ke instrumen lain seperti saham.
"Uangnya kita setorkan untuk Bank Mayapada, untuk memperkuat permodalan perbankan. Untuk right issue. Tidak main saham," ujar dia.
Advertisement