Liputan6.com, Chicago - Harga emas naik lebih dari 1 persen pada hari Senin ke level tertinggi dalam 2,5 bulan karena para investor beralih ke logam mulia setelah memuncaknya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi yang memperparah kegelisahan di pasar saham global.
Dilansir dari Reuters, Selasa (16/10/2018), harga emas di pasar spot naik 1 persen menjadi USD 1.230,05 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak 26 Juli 2018 di USD 1.233,26 per ounce. Harga emas berjangka AS naik 1 persen menjadi USD 1.234,2 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
"Emas kini mendapat penarik yang lebih kuat dari aksi investor menyelamatkan diri dari aset berisiko," kata analis dari Quantitative Commodity Research Peter Fertig. "Langkah selanjutnya dari emas akan tergantung pada berapa lama sell-off ini berlanjut."
Saham global berada di bawah tekanan, dengan saham Eropa menyentuh terendah dalam 22 bulan dipicu sejumlah faktor termasuk sengketa perdagangan AS-China, meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan kekuatan barat, negosiasi Brexit yang macet dan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di China.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pekan lalu bahwa risiko terhadap sistem keuangan global yang telah meningkat selama enam bulan terakhir, dapat meningkat tajam jika tekanan di pasar negara berkembang meningkat atau hubungan perdagangan global memburuk.
Emas, biasanya menjadi penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian politik dan ekonomi, tetap turun sekitar 10 persen dari puncaknya di bulan April, dengan para investor memilih dolar AS ketika perang perdagangan AS-China dibuka dengan latar belakang suku bunga AS yang lebih tinggi.
Tak hanya emas, harga platinum naik 0,6 persen menjadi USD 841,6 setelah sebelumnya menyentuh tertinggi sejak 10 Juli USD 850,1. Palladium naik 1 persen menjadi USD 1.077 dan perak naik 1,1 persen menjadi USD 14,71.