Industri Fesyen Muslim RI Harus Jadi Kiblat Dunia pada 2020

Pada 2030 diproyeksikan jumlah penduduk Muslim di Indonesia mencapai 88 persen dari total populasi Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 16 Okt 2018, 15:02 WIB
Berikut perayaan ulang tahun e-commerce fashion muslim,HIJUP yang semakin mengembangkan pasar hingga internasional. (Foto: Liiputan6.com/ meita fajriana)

Liputan6.com, Jakarta Fesyen saat ini masih menjadi andalan Indonesia untuk mengangkat citra nusantara di mata dunia, termasuk melalui fesyen Muslim. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendorong industri fesyen berperan penting dalam perekonomian nasional dan menjadi kiblat fesyen Muslim dunia di 2020.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, industri yang termasuk salah satu dari 16 kelompok industri kreatif tersebut menyumbang kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 3,76 persen pada 2017. Pada periode tersebut, ekspor industri fesyen mencapai USD 13,29 miliar.

"Hal ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan dan menunjukkan bahwa industri fesyen nasional memiliki daya saing yang tinggi di pasar internasional," ujar Gati saat membuka Forum Group Discussion Penyusunan Roadmap Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Fesyen Muslim di Hotel Sofyan, Jakarta, Selasa (16/10/2018).

Pada 2030 diproyeksikan jumlah penduduk Muslim di Indonesia mencapai 88 persen dari total populasi Indonesia.

Hal ini menjadi sebuah potensi yang besar bagi industri fesyen Muslim nasional karena menurut data dari State of the global islamic economic 2017-2018 konsumsi fesyen Muslim di Indonesia mencapai USD 13,5 miliar atau masuk jajaran top 5 dunia.

"Ini menunjukkan potensi pasar domestik yang sangat besar, selain itu konsumsi fesyen muslim dunia mencapai USD 254 miliar yang adalah merupakan pasar fesyen terbesar ke 3 setelah Amerika dan China," jelasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Peta Jalan

Model mengenakan busana rancangan desainer Iffah M Dewi saat tampil dalam Muslim Fashion Festival 2018 di Jakarta, Jumat (20/4). Iffah M Dewi menampilkan rancanganya dengan tema 'Rejodani'. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih lanjut, Gati berharap melalui diskusi ini akan disusun suatu roadmap pengembangan industri kecil dan menengah fesyen muslim yang bertujuan untuk menyempurnakan roadmap pengembangan industri fesyen muslim.

Penyempurnaan peta jalan atau roadmap ini dilakukan untuk mengakomodasi kepentingan pelaku industri demi kemajuan industri fesyen dalam negeri.

Peta jalan tersebut nantinya akan memprioritaskan program-program yang akan dilakukan, termasuk soal bagaimana ketersediaan bahan baku industri ini dapat terjaga keberlanjutannya.

"Selama ini pemerintah gencar mendorong industri fesyen di dalam negeri untuk terus meningkatkan market share Indonesia di pasar internasional. Oleh karena itu, agar mampu bersaing di kancah global, kami juga terus berupaya memacu pertumbuhan industri fesyen dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya