Celetukan Sunan Ampel dan Legenda Mbah Sholeh Hidup Lagi 9 Kali

Usai ditinggal Mbah Sholeh, para santri bergantian menggantikan perannya membersihkan masjid. Namun, masjid tak pernah sekinclong saat Mbah Sholeh masih hidup. Ingatan Sunan Ampel pun tertuju ke Mbah Sholeh.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 17 Okt 2018, 03:06 WIB
Raja Majapahit terakhir, yakni Brawijaya V yang memberikan tanah tersebut kepada Sunan Ampel sebagai hadiah. (Dhimas Prasaja/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Makam Mbah Sholeh yang terletak di kompleks Masjid Agung Sunan Ampel di Jalan Ampel, Semampir, Surabaya, hingga kini ramai dikunjungi peziarah. Dari cerita turun-temurun di masyarakat, Mbah Sholeh dikisahkan sebagai salah satu murid atau santri kesayangan Sunan Ampel.

Semasa hidupnya, Mbah Sholeh merupakan santri yang rajin dan taat. Begitu pun Mbah Sholeh di mata Sunan Ampel. Rajinnya Mbah Sholeh seolah tidak bisa ditandingi santri lain pada masanya.

Saking rajinnya, Mbah Sholeh senang membersihkan masjid. Setiap harinya, Mbah Sholeh tak pernah terlewat membersihkan masjid. Tampilan masjid yang kinclong jadi buktinya. Pemandangan tersebut pun diamini Sunan Ampel.

Konon, Sunan Ampel merasa gelisah ketika Mbah Sholeh meninggal. Mbah Sholeh dimakamkan di pelataran samping masjid. Cerita tentang karamah Mbah Sholeh yang diawali tuah Sunan Ampel pun menyeruak.

Usai ditinggal Mbah Sholeh, para santri bergantian menggantikan perannya membersihkan masjid. Namun, tetap saja masjid tak pernah sekinclong saat Mbah Sholeh masih hidup. Ingatan Sunan Ampel pun tertuju ke Mbah Sholeh.

"Jadi, ceritanya Sunan Ampel itu dulu seperti berucap, kira-kira begini, kalau saja Mbah Sholeh masih hidup pasti masjid bersih," kata salah satu peziarah, Sukarjan.

Tak disangka ucapan Sunan Ampel menjadi nyata. Keesokan hari, para santri melihat masjid kembali kinclong. Namun bukan hanya itu, yang membuat santri dan masyarakat sekitar kaget, sosok Mbah Sholeh kembali hadir.

Masyarakat saat itu meyakini pembersih itu adalah Mbah Sholeh, santri Sunan Ampel. Dan seiring waktu, Mbah Sholeh kembali meninggal. Sepeninggal Mbah Sholeh, Sunan Ampel terus mengulangi pernyataannya.

Ucapan 'kalau Mbah Sholeh masih hidup dan masjid jadi bersih' itu pun mengundang kehadiran Mbah Sholeh di masjid yang didirikan pada abad ke-18 sekitar 1430 Masehi. Demikian terus berulang sebanyak sembilan kali.

Kehadiran Mbah Sholeh berhenti usai Sunan Ampel meninggal. Makam Mbah Sholeh sendiri terdapat sembilan buah di pelataran masjid.

Dalam cerita rakyat, ada dua keyakinan mengenai Mbah Sholeh. Ada yang menganggap sosok yang hadir hanya menyerupai Mbah Sholeh yang sudah meninggal. Namun, banyak yang meyakini kehadiran Mbah Sholeh berulang kali tidak lain juga lantaran karamah yang dimiliki Sunan Ampel.

Yang jelas, kisah Mbah Sholeh dan sembilan kuburan itu masih langgeng hingga kini. Bahkan, banyak orang yang datang ke Masjid Agung Sunan Ampel untuk berziarah ke sembilan makam itu.

Sunan Ampel adalah salah seorang Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Salah satu peninggalan Sunan Ampel adalah Masjid Agung Sunan Ampel.

Masjid Agung Sunan Ampel ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di kala itu. Kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah ditetapkan menjadi tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya. Masjid ini termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya