1.200 Rumah Sementara Korban Gempa Sulteng Dibangun Pekan Ini

Sebanyak 1.200 unit hunian sementara dapat menampung 14.400 keluarga korban gempa di Sulteng.

oleh Merdeka.com diperbarui 16 Okt 2018, 15:46 WIB
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mempercepat penyediaan hunian bagi korban bencana di Sulawesi Tengah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan jika pada pekan ini pihaknya sudah memulai pembangunan 1.200 unit hunian sementara (huntara) untuk para korban gempa bumi, tsunami dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.

"Minggu ini harus sudah kerjakan. Karena sudah ditentukan oleh Walikota Palu. Kita menunjuk BUMN mereka kerjakan dulu," kata dia di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (16/10/2018).

Terkait total kebutuhan anggaran untuk membangun ke-1.200 Huntara tersebut, akan diperhitungkan setelah pembangunan. Hasil penghitungan akan disampaikan langsung ke Kementerian Keuangan.

"Belum dihitung. Kita kerjakan dulu anggarannya nanti kita hitung persis, baru kita ajukan ke Menteri keuangan," dia menandaskan.


1.200 Hunian Sementara

Masjid Babul Jannah di loli Saluran, Banawa, Kabupaten Donggala menarik perhatian warga. Tempat ibadah in menjadi saksi bisu dahsyatnya gempa dan tsunami menerjang Palu dan Donggala, Jumat 28 September 2018.

Pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam masa pemulihan kerusakan pascabencana gempa bumi yang disertai tsunami dan likuifaksi yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun sebanyak 1.200 Hunian Sementara (Huntara) sebagai transit sampai dengan hunian tetap dan relokasi permukiman selesai. Huntara akan dibangun di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala.

"Relokasi permukiman memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang. Oleh karenanya Pemerintah akan membangun hunian sementara (Huntara) yang ditargetkan rampung dalam 2 bulan. Makin cepat Huntara selesai, makin cepat penduduk bisa pindah dari tenda," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Selasa (16/10/2018).

Sebanyak 1.200 unit huntara dapat menampung 14.400 keluarga. Adapun tiga lokasi yang menjadi kandidat untuk relokasi permukiman warga yakni Kelurahan Duyu, Tondo dan Pombewe.

Sementara lokasi-lokasi huntara antara lain berada di Kelurahan Duyu, Petobo dan Pengawu, Lapangan Sepakbola Kelurahan Silae, Tipo, Tipo A, Lapangan Kelurahan Buluri, Watusampu, dan Kawatuna.

Huntara yang dibangun dengan model knockdown berukuran 12 x 26,4 meter persegi, dibagi menjadi 12 bilik dimana setiap biliknya akan dihuni oleh satu keluarga. 1.200 unit huntara yang akan dibangun merupakan tahap pertama sambil menunggu perkembangan data pengungsi yang membutuhkan.

"Minggu ini kami targetkan sudah ada satu unit mockup huntara sehingga bisa menjadi contoh dalam pembangunan huntara selanjutnya. Pembangunan huntara akan dilakukan oleh kontraktor dan Insya Allah mulai dihuni secara bertahap pada pekan berikutnya dengan target selesai seluruhnya dalam dua bulan ke depan," jelas Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR, Arie Setiadi Murwanto.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya