JK: Kampanye Negatif Susah Dihindari

Wapres JK ini menjelaskan, saat kampanye berlangsung, mengemukakan kesalahan-kesalahan lawan sulit dihindari.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2018, 16:08 WIB
Calon Presiden petahana, Joko Widodo (kedua kanan depan) bersama Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye, Jusuf Kalla (kedua kiri depan) dan Ketua Tim Kampanye Nasional, Erick Thohir usai penetapan di Jakarta, Jumat (7/9). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, jelang Pilpres 2019, kampanye negatif sulit dihindari. Sebab, kampanye negatif adalah cara salah satu pasangan calon untuk mengemukakan fakta dari lawan.

"Kalau kampanye positif itu bagus, tapi kampanye negatif kadang-kadang susah dihindari, karena selama dia mengemukakan fakta. Artinya untuk kampanye ini berbuatlah yang positif dan jangan bikin kesalahan," kata Jusuf Kalla di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (16/10/2018).

Pria yang kerap disapa JK ini menjelaskan, saat kampanye berlangsung, mengemukakan kesalahan-kesalahan lawan sulit dihindari.

"Apakah beras naik, wah itu salah. Itu atau you bikin kesalahan apa, semua di mana-mana itu jangan diinstruksikan, bahwa itu tidak melanggar apa-apa. Walaupun jangan katakan negatif, mengemukakan kekeliruan lawan itu sesuatu yang biasa-biasa saja," papar JK.

Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman mempersilakan kadernya melakukan kampanye negatif di Pemilu 2019. 

"Saya mengatakan 80 persen kampanye kita harus positive campaign. Silakan masuk ke negative campaign cukup 20 persen," kata Sohibul saat Konsolidasi Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu 14 Oktober 2018.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Serang Kelemahan Lawan

Dia menjelaskan, kampanye negatif yang dimaksud adalah kampanye yang 'menyerang' kelemahan lawan. Namun, hal itu harus didasari dengan fakta.

"Negative campaign yang kita angkat adalah kelemahan lawan kita tetapi ada faktanya. Tidak bohong, itu kalau negative campaign, itu boleh. Sebab publik harus tahu, calon lain ini apa kelemahannya," kata Sohibul.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya