Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet mengatakan, Kepolisian telah merekonstruksi Tempat Kejadian Perkara (TKP) terkait dugaan peluru nyasar di dua ruang kerja anggota Komisi III DPR. Hasil sementara, peluru nyasar itu berasal dari senjata berjenis Glock 17 kaliber 9mm.
"Yang pertama sudah didapat indentifikasi senjata yang digunakan berjenis Glock 17 kaliber 9mm dan kemudian yang sudah dimodifikasi," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/10).
Advertisement
Bamsoet menjelaskan, senjata itu memiliki jangkauan mencapai 1,5 mil. Sehingga tembakan efektif hanya 400 meter.
"Jadi itu senjata itu harusnya standar dimodifikasi dan memakai alat kecil menjadi otomatis. Nah, Glock kaliber 9 itu jangkauan jelajahnya itu bisa mencapai 1,5 mile. Jadi tembakan efektif itu bisa 400 m. Kalau tembakan tepatnya 25-75 meter," ujarnya.
"Kalau kita tembakkan ke atas dia jatuhnya ke bawah itu kekuatan daya hancurnya sama dengan ketika ditembakkan. Jadi memang daya jelajahnya cukup jauh. Kaliber 22 aja bisa 1,5 mile," sambungnya.
Bamsoet juga mengungkap detik-detik tembakan itu meluncur ke Gedung DPR. Kata dia, peluru meluncur saat pemilik senjata mengisi ulang peluru.
"Jadi saat dia reloading, pengisian megazen, dia terpencet dia tidak tahu ada bahwa dia masih ada pelurunya dan mengeluarkan tembakan otomatis maka yang keluar dari senjata itu lebih dari 1 peluru," ujarnya.
Politikus Partai Golkar ini akan terus meminta Kepolisian untuk menyelidiki lebih lanjut kasus ini. Termasuk meminta penjelasan Perbakin.
"Jadi intinya setelah saya minta keterangan, saya juga pengurus Perbakin, saya adalah ketua bidang hukum dan penegakan disiplin anggota, saya minta laporan ke lapangan," ucapnya.
Bahan Tertawaan
Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Musafa Kamal mengatakan, belum ada kesimpulan terkait dua peluru yang menembus ruang kerja DPR kemarin. Meski demikian, kasus ini akan menjadi bahan tertawaan karena ada peluru menembus gedung parlemen.
"Kita belum bisa menyimpulkan apakah ini peluru nyasar atau tidak. Itu urusan kepolisian. Tapi kalau benar itu peluru nyasar, itu bisa jadi bahan tertawaan negara-negara lain. Masa ada peluru nyasar ke kantor DPR-MPR. Apalagi misal kantor kepresidenan," kata Mustafa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/10).
Mustafa menilai sudah seharusnya aparat kemananan lebih memperhatikan pengamanan instansi negara. Baik Istana Kepresidenan ataupun gedung DPR-MPR.
"Petugas-petugas keamanan kita sudah waktunya sekarang ini memikirkan faktor-faktor yang akan membahayakan instansi-instasi strategis negara kita itu memang harus disterilkan," ungkapnya.
Meski diperlukan, lanjut dia, pengamanan di Gedung DPR tidak perlu berlebihan. Kata Mustafa, tetap aman namun wajar.
"Kita tidak perlu berlebihan tapi ini juga memalukan sekali kalau peluru nyasar. Berlebihan juga engga perlu, anggota DPR wajar-wajar saja, pengamanan engga perlu berlebihan agar interaksi dengan rakyat tetap intensif. Tapi jangan, jangan sampai peluru nyasar," ucapanya.
Diketahui, dua ruang kerja DPR di Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/10) diduga terserang peluru nyasar. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 14.30 WIB di lantai 13 ruangan anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar Bambang Heri Purnomo dan di lantai 16 ruangan Anggota Komisi III Wenny Warouw.
Reporter: Sania Mashabi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement