Waspada Fenomena Pusaran Eddy di Pesisir Aceh

Dampak dari sirkulasi Eddy ini menimbulkan banyak tumbuhnya awan-awan hujan, dan curah hujan cenderung meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Okt 2018, 00:03 WIB
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Aceh - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan, terjadi hujan ekstrem pada beberapa hari terakhir ini yang melanda sebagian wilayah di Aceh akibat kehadiran fenomena pusaran Eddy.

"Munculnya pusaran Eddy di wilayah pesisir sekitar Aceh. Kalau badai tropis situ di Teluk Benggala sudah punah," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Selasa (16/10/2018).

Ia menerangkan, fenomena pusaran Eddy merupakan sirkulasi tertutup yang terjadi di wilayah Samudera Hindia Barat Sumatera, dan kondisinya tidak jauh berbeda dengan udara bertekanan rendah.

Dampak dari sirkulasi Eddy ini menimbulkan banyak tumbuhnya awan-awan hujan, dan curah hujan cenderung meningkat.

Selain itu, pusaran ini juga mengakibatkan tingginya gelombang laut. Bahkan, menyebabkan angin lebih sedikit kencang, terutama di perairan.

Data terakhir pada Senin, (15/10), BMKG Aceh mencatat, terjadi hujan ekstrem bagian Barat dan Selatan provinsi tersebut, meliputi Nagan Raya di Seunagan Timur dengan curah 198 milimeter (mm), dan di Pulo Ie 141 mm.

Kemudian, Aceh Barat di Sawang Teubee, Kaway XVI tercatat 162,7 mm, Aceh Selatan di Pasie Raja 218 mm, di Labuhan Haji Barat 129 mm, di Kluet Utara 274 mm, di Sawang 125,5 mm, dan Aceh Jaya di Pasie Raya 152 mm, di Teunom 140 mm.

"Curah hujan ekstrem ini, masih berpotensi terjadi tiga sampai empat hari ke depan. Kita imbau warga untuk mewaspadai banjir, dan longsor di musim hujan ini," tutur Zakaria dilansir Antara.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek mengatakan, bencana banjir dan longsor tidak hanya terjadi di sejumlah daerah di bagian Barat-Selatan provinsi tersebut.

Ia mengaku, bencana banjir juga terjadi di bagian pesisir Timur di Aceh, tepatnya pada empat gampong atau desa di dua kecamatan di Kabupaten Pidie.

"Ada dua rumah rusak, dan satu unit jembatan rangka baja rusak. Hujan lebat menyebabkan debit air sungai meluap, sehingga banjir menerjang tiga gampong di Geumpang, yakni Leupu, Pucok, dan Bangkeh. Gampong Leutueng di Mane," tandas Ahmad.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya