Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut dibutuhkan 18 ribu tenda untuk memenuhi kebutuhan pengungsi gempa dan tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah.
"Bila dihitung dari jumlah pengungsi sekitar 70 ribuan dibagi empat satu keluarga, keluarnya sekitar 18 ribuan," kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja di kantor Gubernur Sulteng di Palu, seperti dikutip dari Antara, Rabu (17/10/2018).
Advertisement
Dia mengatakan tenda itu untuk korban gempa yang tidak memiliki rumah akibat hancur terkena gempa serta tsunami pada 28 September 2018. Ia mengatakan saat ini telah mengalir bantuan tenda dari beberapa lembaga swadaya masyarakat serta institusi terkait ke daerah bencana di Sulteng.
"Saat ini sudah terkumpul 5.000 tenda dan Palang Merah Indonesia menyiapkan 1.300 tenda. Ternyata, NGO juga punya kekuatan, tadi disampaikan ada tambahan tenda," ujar Wisnu.
Tugas dan fungsi BNPB, kata dia, tidak hanya mengkoordinasikan persoalan penanganan bencana, namun juga sebagai katalisator untuk memperlancar semua mekanisme penanganan, termasuk mempermudah pengiriman dan bea masuk pelabuhan maupun bandara.
"Nanti kalau masih kurang akan dicarikan dari bantuan internasional, kalau masih kurang juga akan disiapkan dana," kata Wisnu.
Ia mengatakan, tenda darurat untuk tempat belajar mengajar siswa juga diperlukan 800 unit yang disebar di tiga daerah terdampak gempa disertai tsunami dan likuefaksi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bantuan dari Unicef
Sebelumnya, Unicef telah mengirimkan 200 unit tenda untuk tempat sekolah sementara agar proses belajar mengajar siswa yang terdampak gempa di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala tidak terganggu.
Selain itu, sejumlah lembaga swadaya masyarakat juga menyiapkan tenda-tenda, tidak hanya sebagai dapur umum, tetapi juga dipakai untuk hunian korban gempa.
Advertisement