Liputan6.com, Jakarta Dalam penanganan kanker tulang (osteosarkoma), amputasi adalah salah satu cara untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Apakah cara yang sama juga berlaku jika jenis kanker yang menyerang tungkai dan lengan itu mengenai seorang anak?
"Kalau sel kankernya belum mengenai vaskular (pembuluh darah) dan saraf, penanganan bisa dilakukan tanpa amputasi," kata Dokter Spesialis Anak, Mururul Aisyi. "Hanya saja masalahnya, ada kelebihan dan kekurangan," ujar dia usai diskusi Kenali Gejala Dini Kanker Anak di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Mega Kuningan, Jakarta pada Selasa, 16 Oktober 2017.
Baca Juga
Advertisement
Tumor, kata Mururl, akan hilang dan tidak menyebar ke area bagian tubuh lain jika pasien diamputasi. Sementara itu, jika menggunakan metode operasi tanpa amputasi (menggunakan pemasangan tulang buatan), dia mengatakan agak kurang yakin, apakah tumor atau kanker sudah habis semua.
"Kalau penanganan kanker tulang tanpa amputasi ya bisa gampang kambuh lagi. Ujung-ujungnya kalau kambuh akan diamputasi juga," kata dia menekankan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Datang pada stadium awal
Aisyi menambahkan anak yang mengalami gejala kanker tulang berupa nyeri tulang, pembengkakan, kemerahan, dan patah tulang setelah beraktivitas dapat ke rumah sakit segera. Cara ini menemukan, anak datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium awal.
"Saat datang dengan kondisi stadium awal. Diharapkan ada penanganan segera dan anak bisa tidak diamputasi. Tapi cukup dipotong saja bagian yang ada tumornya. Lalu ditanamkan sel-sel tulang, yang mana sel tulang itu tumbuh lagi," jelas dokter yang sehari-hari berpraktik di RS Dharmais.
Ia mengimbau masyarakat agar tumbuh kesadaran terhadap gejala kanker tulang. Kalau kanker tulang ditemukan pada stadium awal, pasien akan ditangani segera.
"Biasanya kalau nyeri kan diurut atau demam minum obat penurun panas. Pada akhirnya, gejala kanker tulang makin parah," ujarnya.
Perawatan setelah operasi antara amputasi dan pemasangan tulang buatan berbeda. Ini karena secara psikologis, anak yang diamputasi harus dikuatkan mentalnya dulu. Untuk anak yang tanpa amputasi bisa dilanjutkan dengan perawatan dan terapi.
Advertisement