Liputan6.com, Bogor - Tubuh BIB membujur kaku di Rumah Sakit Azra, Kota Bogor. Lebam di beberapa bagian tubuhnya menjadi dugaan awal kecurigaan dokter dan perawat bahwa bocah tiga tahun itu menjadi korban penganiayaan. Tidak hanya lebam, hasil autopsi kedokteran forensik menemukan hal mencengangkan di dalam tubuh korban.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (14/10/2018) dini hari di Jalan Anggada VI, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Advertisement
Korban meninggal setelah mengalami penyiksaan kurang lebih selama tiga jam di kosan tempat Gian dan DS kumpul kebo.
Perbuatan biadab ini bermula saat BIB tengah tidur lelap, tiba-tiba telinganya ditarik oleh pelaku kemudian menyeretnya ke kamar mandi. Setelah itu, tersangka menyiramnya dengan air berulang kali.
Tak sampai di situ, pelaku menyeretnya kembali dari kamar mandi ke pojok ruang tamu. Dalam kondisi kedinginan, di pojok ruangan dekat televisi itu korban disuruh berdiri.
Saat itulah pelaku memukulinya berkali-kali ke arah perut korban dengan tangan kanan. Saking sakitnya hingga korban kencing di celana, bahkan dari mulutnya keluar muntah.
Gelap Mata
Pelaku yang naik pitam kembali menyeretnya ke kamar mandi dan menyiramkan air ke tubuhnya.
"Pelaku memanggil ibunya untuk mengurus anaknya di kamar mandi. Kemudian ibunya memberinya makan dan minum," kata Ulung, Selasa (16/10/2018).
Tak lama korban kembali tidur. Namun, baru beberapa menit memejamkan matanya, pelaku mencubit perut dan dada bocah tersebut.
"Setiap korban menangis, pelaku membekapnya dengan bantal," ucap Ulung.
BIB pun akhirnya meninggal dunia setelah mengalami penyiksaan semalam suntuk oleh lelaki biadab yang berstatus kekasih ibunya itu.
Bocah tak berdosa ini diketahui oleh ibunya sudah tak bernafas menjelang matahari terbit. Sang ibu dan pemilik kos kemudian membawa korban ke rumah sakit dengan harapan nyawanya tertolong.
"Saat kematian anak itu, pelaku sudah pergi. Ibunya dan pemilik kos yang membawa anak itu ke rumah sakit," kata dia.
Advertisement
Kecurigaan Rumah Sakit
Perilaku kejam itu akhirnya terbongkar setelah pihak dokter melaporkan yang dialami korban kepada polisi.
"Kami dapat laporan dari dokter ada anak meninggal tidak wajar," kata Ulung.
Polisi kemudian bergegas mendatangi rumah sakit tersebut untuk menerima sekaligus meminta keterangan hasil visum sementara kepada dokter.
Hasil visum sementara diketahui pada tubuh korban terdapat banyak luka lebam dan ususnya pun putus. Tak cuma itu, ahli forensik juga menemukan biji cabai di dalam lambung dan usus korban.
"Setelah kami lakukan pemeriksaan sejumlah saksi, olah TKP dan alat bukti yang didapat, korban tewas diduga dianiaya oleh pacar ibunya," kata dia.
Polisi pun melakukan pencarian terhadap pelaku hingga ke Bekasi, tempat pria itu tinggal. Dan pelaku akhirnya berhasil ditangkap di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa pagi tadi.
"Pelaku mengakui perbuatannya dengan cara mencubit, menampar, memukul pakai tangan sanpai menjejali mulut korban pakai cabai. Dan perbuatannya itu dilakukan sejak awal September kemarin setiap kali pulang ke kosan," terang Ulung.
Motif Ngawur
Hingga saat ini, polisi masih mendalami motif penganiayaan tersebut. Berdasarkan keterangan tersangka, perbuatan itu dia lakukan agar korban kelak menjadi pemuda yang tangguh dan kuat fisik maupun mental, seperti yang sudah dilakukan ayahnya saat pelaku masih kecil.
"Kami masih dalami. Kami juga, kan, belum memeriksa pacarnya (ibu korban) karena siang tadi masih ada di Sukabumi mengurus kematian dan pemakaman anaknya," kata Ulung.
Menurut dia, ibu korban pun tidak menutup kemungkinan menjadi tersangka karena membiarkan anaknya dianiaya.
"Kita lihat hasilnya nanti setelah pemeriksaan. Sekarang statusnya masih saksi," kata dia.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sonjaya mengatakan, DS berstatus janda beranak satu dan Gias masih lajang. Setelah berkenalan empat bulan lalu, keduanya sepakat tinggal bersama meskipun belum menikah.
"Perkenalannya juga cuma 10 hari. Setelah itu tinggal bareng, ngekos. DS membawa anaknya BIB tinggal bareng," kata Agah.
Advertisement