Liputan6.com, Jakarta - Empat ruangan anggota DPR diterjang peluru. Pada Senin 15 Oktober, peluru menembus ruangan anggota Fraksi Partai Gerindra dan Golkar. Hari ini, dua ruangan anggota fraksi lain, Demokrat dan PAN juga ditemukan bekas peluru.
Ari, Tenang Ahli anggota DPR dari Fraksi PAN Totok Daryanto mengungkap, penembakan itu tidak terjadi pada hari ini, melainkan bersamaan pada Senin 15 Oktober. Hanya saja, dirinya baru mengetahui ruangan Totok bernomor 2003 itu tertembak pada hari ini.
Advertisement
"Pas kejadian Senin kedengaran bunyi seperti suara kaca pecah, tapi saya enggak menyadari. Pas hari ini saya lihat ternyata ada retak di pojok kaca jendela," ungkap Ari saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (17/10/2018).
Posisi ruangan 2003 itu, jelas Ari, memang berada di seberang lapangan tembak Senayan. Pada penembakan Senin 15 Oktober, polisi telah menyatakan pelaku penembakan merupakan anggota Perbakin yang sedang berlatih menembak di lapangan tembak Senayan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Peluru Nyasar
Polri cepat menyimpulkan insiden yang terjadi di dua ruang kerja anggota DPR diakibatkan peluru nyasar dari Lapangan Tembak Senayan. Kesimpulan itu pun memperkecil dugaan penembakan tersebut sengaja dilakukan oleh sniper atau penembak profesional.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan alasan pihaknya segera menyimpulkan penyebab insiden tersebut sebelum peluru yang ditemukan diuji balistik di laboratorium forensik. Sebab, bukti-bukti yang ditemukan saat olah TKP mengarah kuat ke dugaan peluru nyasar.
"Yang kita temukan ada yang latihan di sekitar situ, yang latihan hanya Perbakin, yang lain nggak ada," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/10/2018).
Saat itu ada beberapa anggota Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) yang tengah berlatih di Lapangan Tembak Senayan yang hanya berjarak sekitar 400 meter dari Gedung DPR. Dari sudut kemiringan yang ditemukan, Setyo yakin peluru tersebut tak dilepaskan oleh sniper.
"Kalau sniper pasti kena ke orangnya," kata Setyo.
Selain itu, kata Setyo, tidak mungkin sniper membidik sasaran dari bawah, apalagi di tempat terbuka seperti Lapangan Tembak Senayan. Menurut dia, sniper biasanya membidik sasarannya dari sudut sejajar atau dari tempat yang lebih tinggi dari target.
"Kalau (sniper) dari Lapangan Tembak, nembak apa?" Setyo menandaskan.
Advertisement