Liputan6.com, Manchester - Musim 2018/19 berjalan tidak mengenakkan bagi Jose Mourinho. Rentetan hasil buruk membuat Mourinho terancam didepak dari kursi manajer Manchester United (MU).
MU saat ini masih tertahan di peringkat ke-8 klasemen sementara Liga Inggris dengan 13 poin. Hingga pekan ke-8, Setan Merah sudah kalah tiga kali dan baru menang empat kali.
Baca Juga
Advertisement
Hasil buruk ini memaksa manajemen untuk mempertanyakan kinerja Mourinho. Apalagi secara permainan, Paul Pogba dan kawan-kawan juga mendapat kritik lantaran kurang menyerang.
Mourinho sempat disebut-sebut bakal dipecat jika kalah melawan Newcastle United, dua pekan lalu. Beruntung, MU menang dramatis, sehingga nasib Mourinho terselamatkan, paling tidak untuk saat ini.
Namun bagaimana dengan di akhir musim? Publik menduga manajemen tetap akan memecat Mourinho. Seperti dilansir Sportskeeda, berikut lima alasannya.
1. Tidak Harmonis dengan Pemain
Salah satu faktor yang membuat Mourinho dihujani sorotan publik adalah karena hubungannya dengan para pemain. Bukan rahasia lagi jika Mourinho saat ini tengah bersitegang dengan Pogba dan Alexis Sanchez.
Dengan Pogba, Mourinho bersitegang karena menganggap pemain Prancis itu kurang sopan saat MU kalah dari Derby County di Piala Liga. Sementara, Mourinho tak harmonis dengan Sanchez lantaran performa sang pemain belum maksimal.
Ketidakharmonisan inilah yang membuat para pemain tidak betah di bawah asuhan Mourinho. Bahkan, para pemain disebut sengaja membuat MU kalah agar Mourinho segera angkat kaki.
Jika rumor ini benar, manajemen MU jelas harus bertindak cepat.
Advertisement
2. Hubungan dengan Pogba jadi Racun
Buruknya hubungan Pogba dan Mourinho juga disebut membuat atmosfer ruang ganti MU menjadi negatif. Para pemain lain yang semula tidak ikut campur rumornya mulai terkena dampak.
Penyebab memburuknya hubungan Pogba dan Mourinho bermula saat MU ditahan imbang Wolverhampton Wanderers. Usai pertandingan, Pogba menilai MU seharusnya bermain menyerang.
Merasa taktiknya dikritik, Mourinho tidak tinggal diam. Ia lalu mencopot Pogba dari jabatan wakil kapten. Pogba pun kabarnya juga mulai gerah di MU dan ingin hengkang ke Barcelona.
3. Konflik dengan Manajemen
Bukan hanya dengan pemain, Mourinho juga punya konflik dengan manajemen MU, khususnya CEO, Ed Woodwaard. Mourinho kesal karena Woodwaard dianggap gagal memboyong pemain incarannya di bursa transfer.
Di bursa transfer, Mourinho membidik sejumlah nama antara lain Toby Alderweireld dan Harry Maguire. Namun tidak ada yang berhasil dibawa Woodwaard ke Old Trafford.
Inilah yang dianggap membuat performa MU menukik drastis, terutama lini belakang. Hingga pekan ke-8, MU sudah kebobolan 14 kali.
Baik Mourinho dan Woodwaard sempat digosipkan menggelar pertemuan empat mata. Dalam pertemuan itu, Mourinho mengeluarkan segala unek-uneknya.
Advertisement
4. Skuat yang Lemah
Dibanding Manchester City, skuat MU bisa dibilang lebih lemah terutama di lini belakang. Nama-nama seperti Chris Smalling, Eric Bailly, dan Phil Jones belum cukup mampu untuk membendung serangan-serangan yang menghujam ke pertahanan MU.
Selain itu, kegagalan Mourinho memaksimalkan pemain seperti Alexis Sanchez, Paul Pogba, dan Romelu Lukaku menambah derita MU. Padahal, tiga pemain ini di klub sebelumnya adalah pemain andalan.
Sanchez adalah mesin gol Arsenal dengan torehan 80 gol dari 166 penampilan. Paul Pogba, gelandang asal Prancis ini merupakan motor lini tengah Juventus juga timnas Prancis.
Untuk Lukaku, striker berumur 25 tahun ini adalah andalan Everton di lini depan. Sayang, Mourinho ternyata gagal memaksimalkan talenta mereka.
5. Sindrom Tiga Musim
Sepanjang karier melatihnya, ada satu sindrom unik yang sepertinya melekat kepada Mourinho. Ya, manajer berusia 55 tahun ini selalu menjadi pesakitan di musim ketiganya di sebuah klub.
Mourinho hampir tidak pernah melewatkan musim keempat di klub yang dia tangani. Pasalnya, Mourinho selalu dipecat atau mengundurkan diri begitu masuk musim ketiga masa kepelatihannya.
Di Porto, Mourinho melatih dari 23 Januari 2002 hingga 2 Juni 2004. Mourinho lalu ke Chelsea hanya untuk mengulangi hal yang sama dengan melatih dari 2 Juni 2004 hingga 20 September 2007.
Ia lalu hijrah ke Italia untuk menukangi Inter Milan. Di Nerrazurri -julukan Inter- Mourinho melatih dari 2 Juni 2008 hingga 28 Juni 2010.
Hal yang sama lagi-lagi terulang di Real Madrid dan peride kedua di Chelsea. Untuk itu, sindrom tiga tahun itu tampaknya bakal terjadi lagi di MU.
Advertisement