Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) segera menerbitkan surat utang global (global bond) dalam waktu dekat ini. Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk membiayai belanja modal perusahaan (capital expenditure/capex).
Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansury mengatakan, penerbitan global bond akan diumumkan pada tahun ini setelah rencana kerja perusahaan ditetapkan.
"Kami akan umumkan segera. Kami akan lakukan di tahun ini dan kami akan umumkan begitu rencana tersebut sudah matang," kata Pahala, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dana yang diperoleh dari global bond akan digunakan untuk belanja modal Pertamina. Dia mengakui, belanja modal ke depan cukup tinggi untuk menjalankan proyek yang direncanakan. Namun, Pahala belum bisa menyebutkan target dana dalam penerbitan ini.
"Belum bisa disampaikan jumlahnya. Ini memang rencana kita untuk bisa mencari sumber pendanaan, jumlah capex kita ke depan cukup tinggi," ujarnya.
Belanja modal ke depan adalah ekspansi bisnis, pembangunan kilang melalui progam Refinery Development Master Plan (RDMP) dan pembelian lahan untuk proyek. Pendanaan belaja modal tersebut akan dilakukan secara bertahap.
Enggak bisa disebutkan satu persatu tapi ada RDMP, ada rencana ekspansi pembelian lahan, kita masih finalisasi budget kita dan sebagainya," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Melemah, Pertamina Yakin Tetap Raih Untung
Pertamina optimistis masih meraup laba pada tahun ini, meski harga minyak naik dan rupiah tertekan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan perhitungan, Pahala mengatakan, perusahaan masih bisa membukukan laba untuk laporan keuangan tahun ini.
BACA JUGA
Dengan begitu sampai akhir 2018 Pertamina masih meraup keuntungan atas kegiatan usaha tahun ini.
"Prognosa kita sampai dengan saat ini Pertamina masih akan membukukan laba untuk 2018. Harapan kita sampai dengan akhir tahun nanti kita masih bisa bukukan laba," kata dia.
Meski masih meraup untung, menurut Pahala, besarannya jauh lebih rendah ketimbang tahun lalu yaitu sebesar US$ 2,4 miliar di 2017 atau Rp 36,4 triliun (kurs Rp 13.500).
"Tentunya berkurang, tapi kita masih akan bukukan laba sampai dengan akhir tahun," ucapnya.
Namun ketika ditanyakan besaran keuntungannya, mantan Direktur Utama Garuda Indonesia ini belum bisa menyebutkan. Dia hanya menyebutkan keuangan Pertamina masih positif pada tahun ini.
"Nggak bisa kasih angka. Saya nggak hapal angkanya. Masih akan positif Insya Allah," tandasnya.
Advertisement