Rupiah Menguat, IHSG Melemah 18,49 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan saham Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Okt 2018, 09:18 WIB
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan saham Kamis pekan ini. Pergerakan IHSG mengikuti laju bursa saham global.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (18/10/2018), IHSG merosot 18,49 poin atau 0,32 persen ke posisi 5.850. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG turun 14,83 poin atau 0,25 persen ke posisi 5.853. Indeks saham LQ45 merosot 0,54 persen ke posisi 923,64. Sebagian besar indeks saham acuan kompak tertekan kecuali indeks saham Pefindo25 naik 0,32 persen.

Sebanyak 99 saham melemah sehingga seret IHSG ke zona merah. 89 saham menguat dan 93 saham diam di tempat. Pada awal perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.858,78 dan terendah 5.842,15.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 15.876 kali dengan volume perdagangan saham 444,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 251,3 miliar. Investor asing beli saham Rp 9,91 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.183.

Sebagian besar sektor saham melemah sehingga menekan IHSG. Sektor saham infrastruktur melemah 1,14 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 0,97 persen dan sektor saham keuangan merosot 0,64 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BMSR naik 27,85 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham SURE melonjak 19,01 persen ke posisi Rp 1.440 per saham, dan saham MKPI menanjak 9,09 persen ke posisi Rp 24.000 per saham.

Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham DIGI turun 9,29 persen ke posisi Rp 1.025 per saham, saham NELY melemah 6,67 persen ke posisi Rp 112 per saham, dan saham RELI tergelincir 8,26 persen ke posisi Rp 222 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,17 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,75 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,55 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai merosot 1,9 persen, dan catatkan penurunan terbesar, indeks saham Singapura melemah 0,52 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,53 persen.

 


Prediksi Analis

Sepanjang perdagangan hari ini (30/5), IHSG bergerak pada kisaran 5.693,39 - 5.730,06, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terkoreksi pada perdagangan saham Kamis pekan ini 18 Oktober 2018. Fluktuasi nilai mata uang rupiah masih menjadi sentimen dalam negeri yang menekan laju IHSG.

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan, IHSG berpeluang melemah dengan rentang harga di support resistance 5.820-5.900 pada perdagangan hari ini. Ia turut menekankan, sentimen luar negeri juga masih membebani pergerakan IHSG.

"Global market termasuk dan juga dilihat dari pergerakan 2 hari terakhir ini disaat kenaikan volume tidak naik siknifikan dan terbentuk gap di bawah di level 5.800-5.820. Jadi potensi tutup gap bawah dalam 1-2 hari ini," tuturnya kepada Liputan6.com di Jakarta.

Pada hari ini, analis Rovandi merekomendasikan membeli saham PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) dengan kisaran harga antara Rp 3.200 hingga Rp.3.320 per saham.

Selain itu, dia juga menyarankan untuk membeli saham PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharm (CARS) pada level harga antara Rp 2.450-Rp 2.650 dan saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) di harga Rp800-850 per saham.

Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi meramalkan IHSG berpotensi menguat pada pergerakan indeks. Ia memproyeksikan IHSG di kisaran 5.890-5.810.

Adapun saham yang pantas dikoleksi pada hari ini kata Lanjar antara lain PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT JAPFA Tbk (JPFA), serta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya