AS Tambah Bantuan Rp 45,5 Miliar untuk Korban Gempa-Tsunami di Palu

AS menyiapkan dana bantuan tambahan senilai Rp 45,5 miliar untuk korban gempa-tsunami di Palu dan wilayah lain di Sulawesi Tengah.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 19 Okt 2018, 08:01 WIB
Pandangan udara Perumnas Balaroa yang rusak dan ambles akibat gempa bumi Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10). Berdasarkan data Lapan, dari 5.146 bangunan rusak sebanyak 1.045 di antaranya Perumnas Balaroa yang ambles. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Pada tanggal 18 Oktober, Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan akan memberikan dana bantuan tambahan senilai US$ 3 juta (berkisar Rp 45,5 miliar) untuk mendukung upaya bantuan tanggap bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah.

Tambahan itu akan disalurkan melalui United States Agency for International Development’s, Office of U.S. Foreign Disaster Assistance (USAID/OFDA).

Dana tambahan itu meningkatkan total kontribusi Amerika Serikat menjadi US$ 6,7 juta, di luar biaya operasional Kementerian Pertahanan AS, demikian dikutip dari rilis resmi Kedutaan Besar AS di Jakarta yang dimuat Liputan6.com, Jumat (19/20/2018).

Tiga pesawat Hercules C-130 AS dan personnel Angkatan Udara AS pendukung dari Satuan Contingency Response Group ke-36 di Guam juga telah memperpanjang masa operasi penerbangan udara untuk menghubungkan Balikpapan dan Palu hingga 25 Oktober 2018.

Perpanjangan waktu itu akan memungkinkan transportasi lanjutan kargo dan personel tanggap darurat yang penting, yang dibutuhkan oleh para korban terdampak bencana gempa-tsunami Palu.

"Inilah yang kami maksudkan ketika kami mengatakan bahwa kami adalah mitra Indonesia," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr. "Kami akan terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya bantuan," tambahnya.

 

Simak video pilihan berikut:


Rincian Alokasi Dana Bantuan Tambahan dari AS

Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Dana tambahan US$ 3 juta dari United States Agency for International Development’s, Office of U.S. Foreign Disaster Assistance (USAID/OFDA) akan terdiri dari:

1.) 2,4 juta dollar AS untuk program tanggap darurat multi-sektor bagi keluarga yang terkena dampak bencana, termasuk untuk meningkatkan akses langsung ke air bersih, sanitasi, dan kebersihan; tempat penampungan dan pemukiman; ruang perlindungan dan kegiatan untuk anak-anak yang terkena dampak; dan pemulihan ekonomi dan sistem pasar untuk membantu masyarakat pulih secara lebih cepat dan memberi mereka pilihan yang bermartabat dalam memprioritaskan kebutuhan mereka yang paling mendesak.

2.) 300.000 dollar AS bantuan teknis kepada Pemerintah Indonesia melalui dukungan kepada koordinasi Shelter Sub-Cluster guna memperkuat penampungan darurat dan jangka panjang bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal (internally displaced persons/IDPs).

3.) 300.000 dollar AS bantuan teknis kepada Pemerintah Indonesia melalui dukungan kepada Camp Coordination dan Camp Management Sub-Cluster guna memperkuat seleksi, rancangan, koordinasi, dan pengelolaan area transisi bagi para IDP untuk jangka panjang dan pengumpulan data untuk memonitor demografi IDP dan pola pergerakan sehingga tanggap bencana dan pemulihan sesuai sasaran dan efektif.

USAID/OFDA memimpin tanggap bencana Pemerintah AS dalam bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Para pakar bencana USAID/OFDA berada di lapangan untuk menentukan kebutuhan kemanusiaan dan mengkoordinasi upaya tanggap bencana dengan Pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi kemanusiaan.

Melalui OFDA, USAID telah membantu rakyat Indonesia siaga terhadap bencana dan mengurangi dampaknya terhadap komunitas dan memberikan pelatihan kepada lembaga sejawatnya selama lebih dari satu dekade.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya