Liputan6.com, Jakarta - Sektor swasta, khususnya korporasi besar diharapkan berkontribusi lebih banyak dalam pemberdayaan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negeri ini. Pasalnya UKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional yang bisa bertahan bahkan di saat Indonesia mengalami krisis ekonomi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mengatakan, dalam menciptakan UKM yang kuat dan berdaya saing, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dengan sektor swasta sangat dibutuhkan.
Sebab, lanjut dia, pelaku usaha khususnya yang berskala besar memiliki kemampuan dan jejaring untuk membantu pengembangan sektor ini.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk merealisasikannya, pendampingan dan pengembangan kapabilitas jangka panjang menjadi kunci. Bukan hanya dalam bentuk pelatihan dari hulu ke hilir, namun juga perlu ditindaklanjuti dengan membuka pasar untuk mereka," ujar dia di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Sementara itu, Head of Commercial Business Development PT HM Sampoerna Tbk Henny Susanto menyatakan, dukungan terhadap UKM merupakan bentuk investasi jangka panjang bagi perusahaan.
Sebagai bukti konkret, Sampoerna melalui Sampoerna Retail Community (SRC) sejak 2008 telah mengembangkan 57 peritel dan terus berkembang menjadi lebih dari 60 ribu peritel di 2018 dan tersebar di 408 kabupaten/kota.
"Dukungan yang kami berikan dapat menumbuhkan kesadaran dan semangat para peritel tradisional untuk terus mengembangkan bisnis yang mereka miliki,” kata dia.
Menurut Henny, SRC merupakan program pembinaan Sampoerna terhadap peritel tradlslonal melalui edukasi penataan toko, strategi pemasaran, dan manajemen keuangan.
”Selain best practice dari internal perusahaan, banyak pula terapan ilmu pemasaran yang dibagikan kepada para mitra anggota SRC termasuk sharing session di bidang pemasaran," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Strategi Sampoerna Cetak 100 Ribu UKM
PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) berkomitmen mendukung upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia.
Data dari Kamar Dagang dan ilndustri (Kadin) Indonesia pada 2016 menunjukkan dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor UKM terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen.
Sementara itu, penyerapan tenaga kerja dari sektor UKM juga tumbuh dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen. Hal ini menunjukkan peran UKM semakin strategis dalam mendukung perekonomian Indonesia.
BACA JUGA
Sebagai bukti konkret dukungan terhadap pengembangan UKM, Sampoerna melalui program bertajuk Sampoerna Retail Community (SRC) telah mengembangkan 57 peritel di tahun 2008 hingga menjadi lebih dari 60.000 peritel di tahun 2018 dan tersebar di 408 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
Untuk diketahui, SRC merupakan program pembinaan Sampoerna terhadap peritel tradisional melalui edukasi penataan toko, strategi pemasaran, dan manajemen keuangan.
"Kami berharap, upaya ini akan mampu meningkatkan jumlah pelaku UKM yang berdaya saing tinggi serta turut memutar roda perekonomian di daerahnya masing-masing," kata Direktur Urusan Eksternal dan Fiskal PT HM Sampoerna Tbk. Elvira Lianita, dalam diskusi, di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Tak hanya itu, sejak 2007, Sampoerna juga memberikan pelatihan kewirausahaan kepada sekitar 40.000 orang melalui program Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPK) Sampoerna.
Saat ini, PPK Sampoerna yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur, telah menjangkau 79 kota/kabupaten di Indonesia, serta menerapkan 90 riset terapan yang teruji di bidang pertanian terpadu.
Diharapkan SRC dan PPK Sampoerna dapat tumbuh menjadi ekosistem UKM yang secara nyata mampu memperkuat ekonomi kerakyatan Indonesia, menggerakkan perekonomian lokal, serta memberdayakan masyarakat sekitar.
"Ke depannya, Sampoerna ingin merangkul lebih banyak lagi pemangku kepentingan agar cakupan manfaat dari program pemberdayaan yang kami inisiasi bisa merata di seluruh Indonesia," tutur Elvira.
Advertisement