Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengikuti langsung jalannya rekonstruksi insiden peluru nyasar ke Gedung Parlemen di Lapangan Tembak Senayan. Usai rekonstruksi berjalan lancar dan dipastikan ada unsur kelalaian dari tersangka, Bambang menegaskan kasus ini bukan teror.
"Tidak gerakan yang meneror DPR. Ini adalah kegiatan olahraga yang menyasar ke DPR," kata pria yang akrab disapa Bamsoet di lokasi, Jumat (19/10/2018).
Advertisement
Langkah cepat Polri dalam menangani insiden peluru nyasar ini, menurut dia, menandakan negara masih aman terkendali.
"Yang pasti negara aman," tegas Bamsoet.
Untuk mencegah kasus peluru nyasar terulang, Bamsoet meminta jajarannya di Parlemen untuk mengaudit sistem keamanan di DPR. Sebab, Gedung Parlemen adalah obyek vital negara dan wajib dilindungi, sesuai Keppres Nomor 63 Tahun 2004.
"Saya minta mengaudit sistem keamanan DPR, termasuk potensi ancaman dari kegiatan di Perbakin, baik disengaja maupun tidak. Minggu depan saya mengundang berbagai pihak termasuk kepolisian, Badan Pengelola Bungkarno sebagai pengelola lapangan tembak, pihak Menpora penanggung jawab atlet," ujar Bamsoet.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Polisi Rekonstruksi
Polda Metro Jaya melakukan rekonstruksi peluru nyasar di DPR, di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Selatan. Polisi mereka ulang 25 adegan pada rekonstruksi tersebut.
"Ada 25 adegan mulai datang melakukan kegiatan sampai dengan kembali," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Waseso, Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Menurut dia, rekonstruksi peluru nyasar di DPR ini merupakan salah satu tahapan penyidikan untuk pengungkapan suatu perkara. "Urutan-urutan dan adegan-adegan, sudah dilaksanakan, alhamdulillah dari jam 9 lebih ya setengah 10 sampai jam 11 sudah selesai," kata Setyo.
Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan, kehadirannya dalam rekonstruksi itu untuk melihat adanya potensi kesengajaan dari dua tersangka kasus peluru nyasar di DPR.
"Kehadiran saya ingin pastikan rekon ini ada terlihat potensi kesengajaan dari yang bersangkutan tadi sudah dilihat dia mulai latihan gimana dia pegang senjata yang tadinya semiauto diubah jadi full auto. Kalau pengalaman saya, kecil kemungkinan ada unsur kesengajaan hanya kelalaian karena tidak kuasai dari semi ke full auto," ujar Bambang Soesatyo.
Advertisement